Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Timur mengalami penurunan signifikan menjadi 0,423

Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2023 sebesar 0,423, turun 0,017 poin dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 0,440.

Dilansir dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Timur bahwa pada tahun 2023, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Timur sebesar 0,423, turun sebanyak 0,017 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 0,440. Penurunan sebesar 0,017 poin tahun ini sedikit lebih kecil dibandingkan penurunan IKG pada tahun 2020, yaitu sebesar 0,027 poin. Selain itu, penurunan IKG Indonesia pada tahun 2023 ini melanjutkan perbaikan yang telah dicapai sejak tahun 2021. Dengan demikian, selama dua tahun terakhir, IKG Jawa Timur secara konsisten mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Sejak tahun 2018, IKG Jawa Timur mengalami penurunan secara total mencapai 0,060 poin selama lima tahun terakhir.

Penurunan IKG Jawa Timur tahun 2023 dipengaruhi oleh perbaikan seluruh indikator pada ketiga dimensinya, khususnya dimensi pasar tenaga kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 57,28 persen pada tahun 2022 menjadi 59,46 persen pada tahun 2023, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki meningkat dari 85,76 persen pada tahun 2022 menjadi 85,90 persen pada tahun 2023.

Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang konsisten pada ketiga dimensi pembentuknya. Perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa risiko potensial kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia telah berhasil diminimalkan. Sementara itu, dimensi pemberdayaan dan pasar tenaga kerja juga mengalami perbaikan.

Dimensi Kesehatan Reproduksi

Terdapat dua indikator dalam dimensi kesehatan reproduksi, yaitu proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20). Kedua indikator dimensi kesehatan reproduksi pada tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2022. Pada tahun 2023, MTF mencapai 0,087, sedikit menurun dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 0,099. MHPK20 mengalami penurunan sebesar 0,010 poin dari tahun sebelumnya menjadi 0,256.

Dimensi Pemberdayaan

Dimensi pemberdayaan dibentuk oleh 2 (dua) indikator yang dibagi menurut gender, yaitu persentase anggota legislatif dan persentase penduduk 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas. Pada tahun 2023, jumlah anggota parlemen perempuan meningkat sebesar 0,83 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 20,00 persen. Sebaliknya, jumlah anggota parlemen laki-laki mengalami penurunan menjadi 80,00 persen. Kondisi ini menyiratkan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi lebih setara dibandingkan sebelumnya.

Indikator selanjutnya dari dimensi pemberdayaan adalah persentase penduduk usia 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas. Indikator ini mengalami peningkatan pada tahun 2023 baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Persentase penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas sebesar 37,81 persen, sedangkan perempuan sebesar 31,96 persen. Dibandingkan dengan tahun 2022, kedua jenis kelamin menunjukkan peningkatan yang luar biasa, dengan masing-masing 1,31 persen poin dan 1,01 persen poin untuk laki-laki dan perempuan.

Dimensi Pasar Tenaga Kerja

Dimensi penyusun IKG yang terakhir adalah dimensi pasar tenaga kerja yang diwakili oleh indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) untuk kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2023. TPAK laki-laki mencapai 85,90 persen pada tahun 2023, meningkat sebesar 0,14 persen poin dari tahun sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, TPAK perempuan meningkat 2,18 persen poin dari 57,28 persen pada tahun 2022 menjadi 59,46 persen pada tahun 2023. Semakin tinggi peningkatan TPAK perempuan dibandingkan laki-laki menunjukkan bahwa peluang perempuan dan laki-laki untuk memasuki pasar kerja semakin setara. Terlebih lagi, TPAK perempuan menunjukkan tren yang relatif moderat dibandingkan TPAK laki-laki yang cenderung lebih fluktuatif pada periode 2018–2023.(*)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim