Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur Agustus 2023 turun 0,61 persen poin dibandingkan Agustus 2022

Ilustrasi

Dilansir dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Timur, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2023 sebesar 4,88 persen atau turun 0,61 persen poin dibandingkan Agustus 2022.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT hasil Sakernas Agustus 2023 sebesar 4,88 persen. Hal ini berarti dari tiap 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 4 atau 5 orang penganggur. Penganggur dalam hal ini adalah mereka yang tidak bekerja tapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha baru atau sudah punya pekerjaan/ usaha tapi belum mulai atau mereka yang putus asa sehingga tidak lagi mencari pekerjaan/ mempersiapkan usaha.

TPT Menurut Jenis Kelamin

Pola penganggur di Jawa Timur menunjukkan kecenderungan TPT laki-laki masih lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan. Begitu pula dengan pola TPT pada Agustus 2023 yang menunjukkan bahwa TPT laki-laki TPT laki-laki lebih tinggi dibanding TPT perempuan, yaitu 4,94 persen berbanding 4,80 persen.

Laki-laki masih cenderung diberikan peran lebih besar sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga dibandingkan perempuan yang cenderung lebih mendapatkan peran mengurus rumah tangga. Meski demikian, TPT baik laki-laki maupun perempuan pada Agustus 2023 sama-sama menunjukkan penurunan dibandingkan Agustus 2022.

TPT Menurut Daerah Tempat Tinggal

Salah satu karakteristik daerah perkotaan adalah memiliki kecenderungan sebagai tujuan orang untuk menetap atau mencari nafkah di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan daerah perkotaan memiliki infrastruktur yang lebih lengkap dan cenderung menjadi pusat aktivitas perekonomian.

Karakteristik tersebut menjadi salah satu penyebab TPT perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan TPT perdesaan. Pada Agustus 2023, TPT perkotaan (5,58 persen) lebih tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaan (4,01 persen). Terjadi penurunan TPT perkotaan dibandingkan Agustus 2022. Sebaliknya, terjadi peningkatan TPT perdesaan pada Agustus 2023.

Naiknya TPT perdesaan dapat menjadi indikasi semakin banyaknya penduduk di wilayah perdesaan yang masuk ke pasar kerja tapi belum terserap di pasar kerja.

Sebaliknya, turunnya TPT perkotaan selain menjadi indikasi semakin berkurangnya penganggur perkotaan karena terserap di pasar kerja juga menjadi indikasi pergeseran dari mereka yang sebelumnya kategori penganggur menjadi bukan angkatan kerja seiring dengan sudah berjalan normalnya kehidupan paska covid-19.

TPT Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan pada Agutus 2023, TPT lulusan SMK menunjukkan angka paling tinggi, yaitu 8,70 persen kemudian diikuti TPT lulusan SMA sebesar 7,93 persen.

Dibandingkan Agustus 2022, TPT lulusan SMK dan lulusan Universitas menunjukkan peningkatan, sedangkan sisanya menunjukkan penurunan. TPT penduduk dengan pendidikan SD ke bawah masih menunjukkan pola yang sama, memiliki persentase yang paling rendah dibandingkan pendidikan di atasnya.

Pada Agustus 2023, dari setiap 100 angkatan kerja berpendidikan SD ke bawah, terdapat sekitar 2-3 di antaranya yang menganggur.

Isu Ketenagakerjaan di Jawa Timur

Berdasarkan kondisi umum ketenagakerjaan Agustus 2023 yang dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa isu yang perlu mendapat perhatian yang di antaranya: ketimpangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki dan perempuan, produktivitas, dan juga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK.

Meskipun TPAK perempuan cenderung menunjukkan peningkatan, tapi gap TPAK perempuan terhadap TPAK laki-laki masih relatif jauh. TPAK laki-laki di Jawa Timur masih 1,4 kali TPAK perempuan dengan selisih TPAK laki-laki terhadap TPAK perempuan sebesar 26,44 persen poin.

Jika dilihat berdasarkan jam kerja, proporsi pekerja penuh waktu mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2022. Meskipun demikian, jumlah pekerja keluarga/tak dibayar masih relatif besar yaitu sekitar 3,20 juta orang atau 14,09 persen dari total penduduk bekerja. Banyaknya pekerja keluarga tersebut perlu dikaji lebih mendalam terkait dengan produktivitasnya.

Selain itu, isu lain yang masih terjadi adalah TPT lulusan SMK yang menunjukkan angka tertinggi dibandingkan penduduk usia kerja dengan jenjang pendidikan lainnya. Tingginya TPT pada lulusan SMK dan juga pada lulusan Perguruan Tinggi, selain isu link and match antara kemampuan/skill dengan ketersediaan lapangan pekerjaan juga kemungkinan besar karena karakteristik angkatan kerja pada jenjang pendidikan ini cenderung untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki terutama pada kelompok pendatang baru di pasar kerja sehingga waktu tunggu dari saat menyatakan terjun di pasar kerja atau berniat untuk mencari pekerjaan hingga memperoleh pekerjaan yang sesuai akan relatif lebih lama dibanding angkatan kerja pada jenjang lain.

Pelaksanaan job fair bisa menjadi salah satu sarana untuk memangkas waktu tunggu karena bisa mempercepat pertemuan antara pencari kerja berkemampuan khusus ini dengan penyedia lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan kemampuan khusus tersebut. (*)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim