Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Timur Tahun 2022 turun menjadi 0,440

Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Timur Tahun 2022 turun menjadi 0,440

Dilansir dari Berita Resmi Statistik BPS Jawa Timur, ketimpangan gender Jawa Timur sejak tahun 2018 hingga 2022 secara tren menurun. Sejak tahun 2018, IKG berkurang sebesar 0,043 poin, rata-rata turun 0,011 poin per tahun. Hal ini mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil atau kesetaraan yang semakin membaik.

Penurunan ketimpangan gender terbesar terjadi pada tahun 2020 yang turun 0,027 poin yang utamanya dipengaruhi oleh menurunnya ketimpangan dalam pasar tenaga kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 55,07 persen pada tahun 2019 menjadi 56,56 persen pada tahun 2020, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki turun dari 84,74 persen pada tahun 2019 menjadi 84,67 persen pada tahun 2020.

Ketiga dimensi pembentuk Indeks Ketimpangan Gender (IKG) secara konsisten mengalami perbaikan. Dimensi kesehatan reproduksi membaik, risiko perempuan dalam kesehatan reproduksi semakin menurun. Sementara, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja semakin setara.

Dimensi Kesehatan Reproduksi

Dimensi kesehatan reproduksi perempuan dibentuk dari 2 (dua) indikator, yaitu proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia < 20 tahun (MHPK20). Pada tahun 2018 angka MTF sebesar 0,158, kemudian secara berturut-turut turun hingga menjadi 0,099 pada tahun 2022.

Indikator MHPK20 selama tahun 2018-2022 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2018 MHPK20 adalah sebesar 22,6 persen, kemudian pada tahun 2020 meningkat menjadi 26,5 persen. Pada dua tahun berikutnya menurun menjadi 25,4 persen lalu naik menjadi 26,6 persen, dan pada tahun 2022 relatif sama sebesar 26,6 persen.

Dimensi Pemberdayaan

Dimensi pemberdayaan dibentuk oleh 2 (dua) indikator, yaitu persentase anggota legislatif dan persentase perempuan 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas. Selama periode 2018-2022, persentase perempuan anggota legislatif cenderung meningkat, meskipun di tahun 2019 tetap, dan di 2020 menurun 4,53 persen. Kondisi ini merepresentasikan peran perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan yang semakin setara.

Persentase penduduk usia 25 tahun ke atas berpendidikan SMA ke atas selama kurun waktu yang sama juga meningkat, baik laki-laki maupun perempuan. Persentase penduduk laki-laki pada tahun 2018 sebesar 32,11 persen meningkat menjadi 36,50 persen pada tahun 2022 (meningkat 4,39 persen poin), sementara persentase penduduk perempuan meningkat dari 23,95 persen pada tahun 2018 menjadi 30,95 persen pada tahun 2022 (meningkat 7,00 persen poin). Peningkatan pendidikan perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki membuat tingkat pendidikan antara perempuan dan laki-laki menjadi lebih setara.

Dimensi Pasar Tenaga Kerja

Dimensi pasar tenaga kerja direpresentasikan dengan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Selama tahun 2018-2022 TPAK laki-laki dan perempuan semakin meningkat. TPAK laki-laki pada tahun 2018 sebesar 84,41 persen meningkat menjadi 85,76 persen pada tahun 2022 (meningkat 1,60 persen poin), sementara TPAK perempuan meningkat dari 55,31 persen pada tahun 2018 menjadi 57,28 persen pada tahun 2022 (meningkat 3,56 persen poin). Peningkatan TPAK perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki membuat kesempatan memasuki pasar tenaga kerja antara perempuan dan laki-laki menjadi lebih setara.

Pencapaian IKG di Tingkat Kabupaten/Kota

Pencapaian Indeks Ketimpangan Gender (IKG) pada tingkat kabupaten/kota selama kurun waktu 2018-2022 mengindikasikan perkembangan ketimpangan gender yang semakin baik. Sebagian besar kabupaten/kota setiap tahunnya mengalami penurunan ketimpangan gender.

Pada tahun 2022, ketimpangan gender paling rendah dicapai oleh Kota Madiun, diikuti oleh Kota Kediri, Kabupaten Ngawi, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Magetan. Sebanyak 8 kabupaten/kota mengalami penurunan ketimpangan gender. Kabupaten Ngawi mengalami penurunan ketimpangan gender paling tinggi, terutama disebabkan oleh perbaikan dimensi pemberdayaan. Keterwakilan legislatif perempuan pada tahun 2022 meningkat sebesar 4,45 persen poin dan persentase perempuan usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas meningkat 0,59 persen poin, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat 8,12 persen poin.

Wilayah yang mengalami penurunan ketimpangan gender tertinggi kedua adalah Kabupaten Magetan, terutama disebabkan oleh perbaikan dimensi pemberdayaan. Meskipun aspek keterwakilan legislatif perempuan pada tahun 2022 tetap dibanding 2021, namun persentase perempuan usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas meningkat 2,82 persen poin. (*)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim