Perlunya pembenahan manajemen produksi agar kualitasnya lebih bagus, suport perbankan dengan pembiayaan murah kemudian beramai-ramai turut memasarkan, dan pemerintah mendorong para pengusaha untuk melakukan bisnis to bisnis adalah tiga hal yang bisa menjadi jalan untuk memenangkan pasar bebas.
Saat ini, menurut Pakde Karwo, Gubernur Jawa Timur, di era pasar bebas ASEAN ini Jawa Timur sudah menang. Tidak sekadar menang-menangan tapi kemenangannya adalah menang yang mutlak. Demikian Pakde Karwo membuka Pameran Batik, Bordir & Aksesoris ke-11, di Grand City Surabaya, Kamis (12/5).
Produsen batik, kata Gubernur yang sangat kompeten dengan pertumbuhan UMKM ini, perajin bordir maupun aksesoris harus menghitung ongkos produksinya. Harus mampu makin efisien dibanding produksi di tahun-tahun sebelumnya. Jangan gampang menaikkan harga. Sebab pasar yang menang dalam pertarungan pasar ASEAN ini adalah barang-barang yang produknya murah, kualitas bagus, dan kalau dipesan cepat pengirimannya. Sementara persaingan perdagangan tidak hanya Singapura, Malaysia tapi juga Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan seterusnya.
Perdagangan antarprovinsi Januari-Maret 2016 surplus Rp34,9 triliun. Diperkirakan tahun ini mencapai Rp130 triliun. Meningkat jika dibandingkan tahun lalu Rp99 triliun. Sedangkan dengan ASEAN Januari-Maret 2016 surplus US$ 257 juta. Ekspor Jawa Timur nomor satu adalah perhiasan pada tahun 2015 mencapai US$ 3,37 miliar atau Rp39 triliun.
Perlu dicatat, Jawa Timur menempati posisi ke-2 yang memiliki daya saing di 34 provinsi. Dari 15 jenis lapangan usaha yang masuk dalam kategori ekonomi kreatif industri tekstil termasuk bordir dan industri kerajinan seperti aksesoris memiliki potensi luar biasa, dan mendominasi industri kreatif. Industri kerajinan memberikan kontribusi sebesar 56,32 persen. (*)