Punya jiwa petarung, Jatim siap menangkan liberalisasi pasar ASEAN

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo optimistis Provinsi Jatim bisa menang dalam percaturan liberalisasi pasar ASEAN 2015. Pasalnya, seluruh sektor ekonomi di Jatim saat ini dalam kondisi sangat baik dan siap bertarung.

“Saya yakin bisa menang, karena kita semua adalah petarung,” tegas Soekarwo saat menghadiri Pembukaan acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Bumi, Surabaya, Rabu (28/5/2013).

Ia mengatakan, Jawa Timur telah menargetkan terjadinya percepatan pertumbuhan ekonomi hingga 2014 sebesar 7,5%. Untuk itu, Jatim berkepentingan untuk menarik investasi sekitar Rp263,29 triliun.

Perbaikan infrastruktur juga tengah dilakukan, harapannya, di tahun 2014 ketersediaan infrastruktur, baik jalan, pelabuhan, bandar udara hingga akses kereta api mencapai 90% dari kondisi saat ini yang masih dikisaran 85,75%. “Idealnya secara internasional mencapai 95%,. Tetapi kita menargetkan di 2014 nanti mencapai sekitar 90%,” tegasnya.

Kesiapan infrastruktur tersebut sangat diperlukan, mengingat dampak dari tersendatnya distribusi barang akan dibebankan kepada pelaku usaha, bukan pada pembeli. Hal ini pastinya akan mengurangi daya saing produk dalam negeri. Untuk itu, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas bagi Pemprov Jatim.

Beberapa proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan hingga jalur doble track Kereta Api di wilayah Jatim saat ini sedang digenjot. Seperti revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya ditarget selesai pada 2014. Sementara pembangunan Pelabuhan Boom Banyuwangi dan pelabuhan Brondong Lamongan telah dimulai sejak tahun 2012.

“Kami juga mengusulkan kepada pusat agar sistem kapal ro-ro dikembangkan karena bisa mendatangkam efisiensi sebesar 50% dari kondisi normal. Kami sudah mencobanya di Paciran Lamongan dan efisiensinya mencapai 50% dibanding lewat Tanjung Perak. Iniharus dilakukan untuk percepatan pertumbuhan perdagangan antar pulau Jatim,” ujarnya.

Karwo

Saat ini, ujarnya nilai perdagangan antar pulau Jatim mengalami pertunbuhan sebesar 19% per tahun. Di tahun 2012, realisasinya mencapai Rp 301 triliun, sementara di tahun ini ditargetkan bisa mencapai Rp350 triliun hingga Rp360 triliun.

Selain mempersiapkan industri dalam negeri dan infrastruktur pendukung, untuk menghadapi aliran bebas jasa, perlu adanya standarisasi, baik standarisasi SDM, biaya hingga mekanisme layanan.

“SDM perlu adanya regulasi untuk standar kualitas baik dari pendidikan maupun pelatihan untuk tenaga kerja terampil. Sedangkan biaya, perlu ada standar biaya layanan jasa seperti notaris, doktor, konsultan teknis. Dan mekanisme layanan perlu ada standar layanan,” tegasnya.

Terkait kesiapan pengusaha dalam menghadapi percaturan pasar bebas ASEAN, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, La Nyalla Mahmud Mattaliti mengungkapkan bahwa pelaku bisnis harus lebih awal berbenah dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan pasar bebas barang, jasa dan investasi.

“Khusus untuk pengusaha muda dan pemula, Rakerda Hipmi Jatim ini bisa menjadi langkah strategis agar mereka segera berbenah lebih awal serta semaksimal mungkin melakukan eksplorasi dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga kita bisa memenangi pangsa pasar ASEAN,” ujarnya.

“Kadin berkomitmen penuh untuk melakukan berbagai upaya untuk memenangkan pasar domestik yang sebenarnya merupakan pangsa pasar terbesar ASEAN. Dan tentunya secara simultan melakukan studi dan riset serta eksplorasi peluang dan pangsa pasar negara-negara ASEAN lainnya,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, La Nyallah mendorong agar hasil dari pelaksanaan Rakerda kali ini, HIPMI Jawa Timur dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk memenangi pangsa pasar domestik dan pangsa pasar negara-negara ASEAN lainnya.

Sementara Ketua Umum Hipmi Jatim, Ali Affandi mengatakan bahwa Jatim memiliki potensi yang sangat besar, tidak kalah dengan berbagai negara luar. Bahkan saat ini, Indonesia, termasuk Jatim mulai diperhitungkan dalam percaturan ekonomi dunia.

“Pengusaha muda ini hanya butuh diberi kesempatan dan keterlibatan. Karena perlu regenerasi agar mereka menjadi pengusaha yang tangguh dan bernegarawan. Dan kami berkomitmen untuk melakukan pengawalan, khususnya kepada pelaku usaha UMKM untuk memenagkan pasar bebas Asean tersebut,” tegasnya.

(Sumber: kabarbisnis.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim