Persentase Penduduk Miskin Maret 2023 turun menjadi 10,35 persen

Persentase Penduduk Miskin Maret 2023 turun menjadi 10,35 persen

Dilansir dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Timur, persentase penduduk miskin Maret 2023 turun menjadi 10,35 persen. Secara umum, pada periode Maret 2022–Maret 2023, tingkat kemiskinan di Jawa Timur mengalami penurunan, perkecualian pada September 2013, Maret 2015, Maret 2020, September 2020, dan September 2022. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2013 dan Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September 2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada Maret 2023 mencapai 4,189 juta orang. Dibandingkan September 2022, jumlah penduduk miskin menurun 0,048 juta orang. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2022, jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak 7 ribu orang. Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 10,35 persen, menurun 0,14 persen poin terhadap September 2022 dan menurun 0,03 persen poin terhadap Maret 2022.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2022–Maret 2023, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 17,72 ribu orang, sedangkan di perdesaan naik sebesar 32,24 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,71 persen menjadi 7,50 persen. Sementara itu, di perdesaan naik dari 13,69 persen menjadi 13,98 persen.

Perkembangan Garis Kemiskinan di Jawa Timur, Maret 2022–Maret 2023

Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Tabel 2 menyajikan perkembangan garis kemiskinan pada Maret 2022 sampai dengan Maret 2023.

Garis Kemiskinan pada Maret 2023 adalah sebesar Rp507.286,- per kapita per bulan. Dibandingkan September 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,97 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2022, terjadi kenaikan sebesar 10,06 persen.

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2023 sebesar 75,78 persen.

Pada Maret 2023, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 20,03 persen di perkotaan dan 22,69 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (12,51 persen di perkotaan dan 10,71 persen di perdesaan).

Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (3,87 persen di perkotaan dan 3,40 persen di perdesaan), telur ayam ras (3,66 persen di perkotaan dan 3,44 persen di perdesaan), Tahu (2,68 persen di perkotaan dan 2,30 di perdesaan), cabai rawit (2,40 persen di perkotaan dan 2,50 persen di perdesaan), gula pasir (2,40 persen di perkotaan dan 2,63 di perdesaan), bawang merah (2,27 persen di perkotaan dan 2,30 persen di perdesaan), dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, dan pajak kendaraan bermotor.

Garis Kemiskinan per Rumah Tangga di Jawa Timur, Maret 2023

Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2023 adalah sebesar Rp2.150.893,-/bulan naik sebesar 14,21 persen dibanding kondisi September 2022 yang sebesar Rp1.883.324,-/bulan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan Maret 2022– Maret 2023 di Jawa Timur

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.

Pada periode September 2022–Maret 2023, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2023 sebesar 1,630, naik dibandingkan September 2022 yang sebesar 1,616. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami kenaikan dari 0,358 menjadi 0,366.

Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada Maret 2023, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 1,191, sedangkan di perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,191. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan adalah sebesar 0,268, sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 0,492.

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2022–Maret 2023 antara lain adalah:

  1. Pertumbuhan ekonomi triwulan 1 tahun 2023 tumbuh sebesar 0,31 persen dibandingkan dengan triwulan 3 tahun 2022, dan tumbuh sebesar 4,95 persen dibandingkan dengan triwulan 1 tahun 2022 (y-o-y).
  2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 4,33 persen, turun 0,48 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022 (4,81 persen), dan turun 1,16 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2022 (5,49 persen).
  3. Terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga di triwulan 1 tahun 2023 dibandingkan dengan triwulan 3 tahun 2022 sebesar 2,39 persen, dan meningkat sebesar 2,36 persen dibandingkan dengan triwulan 1 tahun 2022.
  4. Kredit UMKM yang disalurkan pada Maret 2023 meningkat sebesar 3,86 persen bila dibandingkan September 2022. Peningkatan penyaluran kredit UMKM terutama pada skala mikro yaitu meningkat sebesar 13,35 persen, sedangkan untuk UMKM skala kecil turun sebesar 1,38 persen dan menengah turun sebesar 6,15 persen.
  5. Besaran inflasi umum pada periode Maret 2023 terhadap September 2022 mencapai 1,82 persen. Selama periode September 2022-Maret 2023 harga eceran beberapa komoditi utama pembentuk GK makanan mengalami kenaikan harga, seperti beras naik 1,07 persen, cabe rawit naik sebesar 15,44 persen, gula pasir naik sebesar 1,79 persen, bawang merah naik sebesar 7,89 persen, serta mie instan naik sebesar 2,6 persen. Sementara itu, untuk komoditi yang mengalami penurunan adalah daging ayam ras turun sebesar 8,58 persen dan telur ayam ras turun sebesar 6,4 persen.
  6. Penyaluran BLT Dana Desa 2023 per 6 Maret 2023 sudah disalurkan kepada 163.669 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), lebih rendah dibandingkan tahun 2022 (KPM sebanyak 800 ribu KPM per bulan). Dampak perubahan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 201/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan Dana Desa 2023, Dana Desa untuk BLT minimal 10 persen dan maksimal 25 persen serta keluarga desil 1 data pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
  7. Penyaluran PKH triwulan 1 tahun 2023 mencapai 88,33 persen atau sebesar 1.322.882 keluarga penerima manfaat dari total target 1.497.576 keluarga penerima manfaat. Sumber: Laporan Progress Bansos Per 2 April Kemenko PMK.
  8. Penyaluran Sembako triwulan 1 tahun 2023 mencapai 84,71 persen atau sebesar 2.192.181 KPM dari total target 2.587.740 keluarga penerima manfaat.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim