Gubernur Jawa Timur, H Soekarwo, mengatakan, Jawa Timur hingga saat ini menghadapi persoalan kekurangan daging.
Kekurangan daging itu cukup besar, yakni mencapai 132 ribu ton. Persoalan ini tidak main-main dan dipandang sangat penting untuk segera dicarikan solusinya.
Salah satu solusi yang bisa ditawarkan menurut Gubernur adalah dengan cara menarik investasi. “Kita sekarang masih impor terus, makanya kita harus menarik investasi. Kalau perlu uang Gubernur BI bisa disalurkan kesitu,” katanya.
Seperti diketahui, di dalam negeri, pemenuhan daging dipandangnya sangat fluktuatif. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kondisi pakan ternak. Jika pakan ternaknya terpenuhi maka persoalan pakan mencapai 70 persen pembiayaan. Tetapi kalau pakannya hijau berkualitas, maka bisa menekan hingga 50 persen.
Sebagai gambaran, sebaran jumlah populasi ternak sapi yang memungkinkan menjadi sapi pedaging di Jawa Timur di Tahun 2013; Trenggalek 29.905 ekor. Khusus yang menghasilkan sapi daging781,36 ton. Investasi bisa dilakukan di Kecamatan Panggul, Bendungan, dan Tugu
Sebaran lain, di Kabupaten Blitar 200.008 ekor. Kabupaten Malang, pedaging, sudah menghasilkan 21.866 ton. Gambaran investasi bisa dilakukan di sentra peternak di Kecamatan Jabung, Dau, Ngantang, Kaipare, Wajak, dan Turen.
Di Kabupaten Jember 350.170 ekor, Banyuwangi 163.402 ekor, Pupulasi di Jombang 115.852 2012 ekor dan pemotongan 18.358 ton. Di Nganjuk pedaging 16.684 ton, Magetan 113.226 ekor, potong 2.724. Bojonegoro, 145.578 sekor, Tuban 314.810, Lamongan 116.864 ekor, Gresik 58.268 ekor, Pamekasan 127.674 ekor, sentra berada di Kecamatan larangan, Waru, Pasean, Proppo, Batumarmar, Sumenep 360.862 ekor dan Kota Blitar 3.549 ekor. (widi)
impor daging membuat peternak sapi akan merosot hingga pada akhirnya akan ketergantungan pada luar. agar pemerintah meningkatkan peternakan dan perikanan. contoh sungai di jember tidak dapat di manfaatkan karena sering di racun dan di strum namun tidak ada tindakan tegas dari aparat.