Persediaan Beras Jatim Tidak Terganggu
Sejumlah kendala sedang dihadapi petani Jawa Timur. Kendala tersebut adalah gagal panen karena musim kering dan kebanjiran.
Kendati para petani Jawa Timur potensial kehilangan panen namun kondisi ini dipastikan tidak mengganggu persediaan beras Jawa Timur.
Seperti tercatat dalam data Dinas Pertanian Jawa Timur, lahan pertanian gagal panen atau puso dan kebanjiran mencapai 903 hektare. Kalkulasinya, padi yang gagal panen 533 ha. Akibat kekeringan dan 370 ha, dan akibat terendam air sehingga potensial tanaman rusak di atas 75%.
Dari lahan gagal panen, potensi produksi gabah yang hilang akibat kekeringan 3.198 ton dan yang hilang akibat kebanjiran 2.220 ton.
Angka ramalan I dari BPS produksi gabah Jatim diprediksi 12,1 juta ton naik dari tahun lalu 12,04 juta ton tahun lalu. Surplusnya 4,2 juta ton setara beras.
Produksi 12,1 juta ton tersebut, dihasilkan luas pertanaman padi 2,17 juta hektare. Sehingga bila diperbandingkan maka luasan lahan yang rusak kecil dibandingkan yang berproduksi.
Adapun lokasi lahan yang mengalami kekeringan di antaranya tersebar di Bojonegoro, Lamongan dan Tuban. Daerah yang sama pada saat yang sama mengalami banjir luapan Bengawan Solo.
Kemungkinan gagal panen selain faktor cuaca juga ada faktor lain seperti organisme pengganggu tanaman berupa hama. Untuk mengatasi puso tersebut, Pemprov Jatim menyediakan bantuan berupa benih cadangan pemerintah (CBP).
CBP program Gubernur tersebut diberikan jika lahan memang gagael panen. Untuk padi ada stok benih 12 ribu hektare dan jagung ada 1.666 hektare. (*/kmf/idi)
Bagaimana mekanisme pengajuan bantuan lahan pertanian gagal panen atau puso. Trims