6 Pelabuhan Siap Menjadi Pendulum Nusantara

ilustrasi

Masih tingginya biaya logistik di Indonesia memicu keperihatinan berbagai pihak, khususnya PT Pelabuhan Indonesia. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor kepelabuhanan, Pelindo berkomitmen menekan terjadinya ekonomi biaya tinggi yang tercipta dari besarnya biaya logistik yang terjadi.

Untuk itu, PT Pelindo I, II, III dan IV membuat konsep Pendulum Nusantara sebagai solusi yang ditawarkan kepada dunia usaha agar biaya logistik bisa ditekan.

“Konsep Pendulum Nusantara ini muncul atas keprihatinan biaya logistik nasional yang cukup tinggi. Saat ini di Indonesia biaya logistik bisa mencapai 40% dari harga barang, padahal di negara lain hanya 10% saja,” jelas Direktur Utama PT Pelindo III, Djarwo Surjanto, Surabaya, Kamis (20/9/2012).

Dengan konsep ini diharapkan pelabuhan akan menjadi pintu gerbang dan dapat menjadi penghubung antara wilayah Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. “Enam pelabuhan telah kami siapkan untuk mendukung konsep tersebut yang rencananya mulai diterapkan pada tahun 2014,” ujarnya.

Enam pelabuhan itu meliputi Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Batu Ampar Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong.

“Agar seragam pola pelayanannya, tarif dan lain sebagainya, PT Pelindo I, II, III dan Pelindo IV telah membentuk anak perusahaan PT Terminal Petikemas Indonesia sebagai operator di tiap-tiap pelabuhan,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) R.J. Lino yakin konsep Pendulum Nusantara dapat meningkatkan kontribusi perdagangan domestik sekaligus pemerataan pembangunan di Indonesia. Sebab saat ini perdagangan nasional telah dikuasai perdaganan internasional (ekspor-impor), sedangkan pertumbuhan ekonomi dan industri hanya terpusat di Pulau Jawa.

“Sebaran pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak merata, dengan adanya konsep Pendulum Nusantara diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan industri di wilayah Indonesia timur,” tambah R.J. Lino.

Terkait kesiapan infrastruktur pendukung, Djarwo Surjanto menyatakan bahwa seluruh infrastruktur telah disiapkan. Infrastruktur tersebut meliputi terminal petikemas di tiap-tiap pelabuhan, alur pelayaran, dan kolam pelabuhan sedalam minus 13 meter LWS.

“Dengan adanya Terminal Petikemas Indonesia sebagai operator maka produktivitas kerja di tiap-tiap pelabuhan akan sama. Semua itu akan siap pada tahun 2014 mendatang,” pungkasnya. kabarbisnis.com

Komentar Pembaca

  1. Penasaran spt apa WISID

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim