Pelindo Harus Benahi Pelabuhan di Jatim

ilustrasi: kompas.com

Infrastruktur kepelabuhanan di Jawa Timur dinilai masih memprihatinkan, terutama di kawasan timur provinsi tersebut. Akibatnya, tidak ada efisiensi dari sisi logistik dunia usaha di kawasan timur Jatim. Semua menumpuk di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Ketua Forum Masyarakat Kelautan dan Perikanan, Oki Lukito, mengatakan, Pelindo III sebagai BUMN yang mengelola pelabuhan-pelabuhan di Jatim seharusnya merevitalisasi kegiatan bisnisnya. Selain Pelabuhan Pasuruan, Pelindo III juga terpuruk mengelola dua pelabuhan di Jawa Timur lainnya, yaitu Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo dan Pelabuhan Tanjung Wangi di Banyuwangi.

“Ketiga pelabuhan tersebut sudah lebih dari 5 tahun merugi karena tidak profesional dan jarang disinggahi kapal untuk melakukan bongkar muat. Padahal investasi yang sudah dikeluarkan sangat besar. Untuk menutupi biaya operasional, ketiga pelabuhan tersebut selama ini mendapat subsidi dari kegiatan bisnis utama Pelindo III di Pelabuhan Tanjung Perak,” ujar Oki di Surabaya, Kamis (15/9/2011).

Akibat tidak berfungsi maksimal, Pemerintah Kota Probolinggo membangun pelabuhan baru di lokasi yang berdampingan dengan Tanjung Tembaga. Demikian pula Tanjung Wangi pernah disuntik dana oleh Pemprov Jatim untuk menambah fasilitas bongkar muat, akan tetapi kondisinya tidak mampu mendongkrak jumlah kedatangan kapal

Namun, lanjut Oki, kondisi tersebut ternyata tidak menyurutkan Pelindo III tetap melanjutkan pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong (Lamong Bay) di perbatasan Surabaya dan Gresik yang sempat tertunda pembangunannya selama lima tahun. Pendangkalan Selat Madura khususnya di alur barat akan menjadi penghalang besar bagi kapal yang melintas dan akan melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Teluk Lamong jika tidak dikeruk hingga mencapai kedalaman 14 meter.

Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yang dangkal serta menghambat lalu lintas kapal serta menjadi pintu masuk menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Teluk Lamong itu belum bebas pula dari pipa gas milik Kodeco, kabel laut milik PLN dan ratusan bangkai kapal yang tenggelam. “Sementara Tanjung Perak sendiri masih terbelit masalah kepanduan dan tambatan kapal yang dikeluhkan eksportir dan importir karena menimbulkan biaya tinggi,” ujarnya. Karena itu, sudah selayaknya Pelindo III mulai fokus membenahi infrastruktur pelabuhan lainnya di Jatim. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2006. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim