Pebisnis Restoran Gencar Ekspansi

ilustrasi: kabarbisnis.com

Geliat industri restoran dan kafe di Tanah Air seakan tidak akan pernah ada matinya. Hal itu ditunjang dengan perilaku konsumtif masyarakat. Terbukti, sektor ini menjadi salah satu penopang terbesar pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Kondisi ini pula yang dimanfaatkan para pelaku usaha restoran dan kafe di Jawa Timur untuk terus memperkuat pasarnya, bukan saja di wilayah sendiri namun juga di daerah lain.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Tjahjono Haryono mengatakan, potensi makanan dan minuman di Jatim cukup besar. Bukan saja karena provinsi ini memiliki beragam jenis makanan khas, namun juga pasar di wilayah ini juga potensial.

“Tak heran, banyak masyarakat dari luar Jatim yang tertarik ke sini untuk sekadar menikmati kuliner, dan yang lebih ekstrim lagi karena pasarnya besar mengingat orang Jatim juga suka berburu makanan, banyak investor yang masuk,” kata Tjahjono di sela acara buka bersama jajaran pengurus Apkrindo Jatim di Eat and Eat Surabaya.

Ia mencontohkan, saat ini terdapat lebih dari 2.000 restoran dan kafe di Surabaya dengan rata-rata pertumbuhan 20 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan itu meliputi jumlah gerai maupun pelaku usahanya. Sementara yang terdaftar menjadi anggota Apkrindo pun menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Yang menarik, lanjut dia, potensi pasar yang dimiliki pelaku usaha restoran dan kafe di Jatim ini tak hanya terbatas di provinsi ini saja, namun banyak permintaan baik dari konsumen maupun investor di daerah lain untuk ekspansi di luar Jatim.

“Dalam setahun terakhir ini banyak pebisnis restoran dan kafe asal Jatim yang berkiprah di luar daerah. Ini dilakukan selain karena potensi pasarnya yang masih besar, juga banyaknya permintaan agar kita ekspansi ke sana,” ungkap bos house of WOK ini.

Ia mencontohkan restoran yang ia kelola sendiri, saat ini tengah menjajaki ekspansi ke Yogyakarta dan Solo. Di dua daerah itu, lanjut Tjahjono, potensi bisnis kuliner juga masih cukup terbuka.

Presdir PT Boga Citra Cemerlang, selaku pengelola Black Canyon Coffee Indonesia, Mufid Wahyudi mengakui jika potensi pasar kuliner masih sangat terbuka di sejumlah daerah terutama Indonesia Timur. Tahun ini saja, pihaknya telah membuka 6 gerai baru, masing-masing 2 gerai di Jakarta dan Bali, Yogyakarta dan Balikpapan satu gerai.

“Potensi ini yang oleh pelaku usaha restoran dan kafe asal Jatim ditangkap sebagai peluang. Dan kami pun bangga bahwa teman-teman yang telah sukses di Jatim mampu melebarkan sayap ke luar daerah,” tutur Mufid yang hingga akhir tahun ini menargetkan bisa menambah 6 gerai baru lagi.

Hal yang sama juga dikemukakan bos Igor’s Pastry, Innico Sjahandi. Menurutnya, banyak permintaan agar usaha yang dikelolanya hadir di kota-kota lain di luar Jatim. Saat ini, Igor’s memiliki 4 gerai, yakni tiga di Surabaya dan akhir tahun lalu ia membuka outlet baru di Seminyak, Bali.

“Potensi pasar di Bali sangat terbuka, dimana trennya terus meningkat. Kami berupaya mempertahankan rasa dan kualitas, dan tentunya layanan kepada konsumen. Itu yang membuat pelanggan kami yang sebagian besar korporat tetap setia,” jelas Igo, panggilan akrabnya. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 8754. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim