Soekarwo Desak Pemerintah Tambah Impor Kedelai

ilustrasi

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendesak pemerintah pusat untuk menambah pasokan impor kedelai. Desakan tersebut muncul menyusul tingginya harga akibat minimnya stok kedelai.

Menurut Soekarwo, kedelai merupakan bahan makanan tahu dan tempe yang merupakan menu makanan tambahan bagi kebanyakan masyarakat Jatim. Karena itu, wajar jika terdapat gejolak jika pasokan kedelai menurun. “Satu-satunya solusi saat ini adalah pemerintah pusat harus menambah kuota impor kedelai,” katanya.

Sementara, produksi kedelai lokal saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu faktor utamanya yakni, tak banyak petani di Jatim yang membudidayakan kedelai. Mereka lebih memilih padi atau tebu.

Pertimbangan petani, lanjut Soekarwo, karena biaya tanam kedelai lebih tinggi dibandingkan padi atau tebu. Tingkat Unit Pengganggu Tananam (UPT) kedelai bisa mencapai sembilan, sedangkan padi hanya dua. Dibutuhkan biaya lebih untuk membasmi hama. “Karena itulah petani banyak yang keberatan menanam kedelai. Tapi kami tetap berharap petani mau merubah pola tanam dengan merubahnya ke kedelai,” terang Soekarwo.

Mahalnya harga kedelai mengancam ratusan perusahaan rumahan tahu dan tempe di Jatim. Mereka terancam gulung tikar karena tidak lagi dapat berproduksi. Dampaknya lagi, ukuran tempe di pasaran relatif mengecil dari ukuran biasanya, karena penjual tidak berani menaikkan harga terlalu tinggi. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 8511. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim