Harga kedelai terus merangkak menyusul naiknya harga komoditi itu di pasar dunia. Kenaikan harga kedelai itu dikeluhkan produsen tahu di Lumajang, Jawa Timur. Biaya produksi membengkak, sementara harga jual tahu tetap tak ada kenaikan. Satu-satunya harapan mereka harga kedelai kembali stabil.
Keluhan di antaranya disampaikan produsen tahu di Desa Kebon Agung, Kecamatan Ranuyoso, Lumajang. Sejak naiknya harga kedelai hingga menembus Rp13 ribu perkilogram, produsen tahu setempat terpaksa mengurangi kapasitas produksi. Biasanya seorang produsen membutuhkan satu ton kedelai, kini, tak lebih dari separuhnya yang diolah menjadi tahu.
Demi roda usahanya terus berputar, berbagai siasat pun dilakukan para pengrajin tahu itu. Misalnya mereka harus mengurangi ukuran ketebalan tahu, kendati mendapat komplain dari konsumen.
Akibat kenaikan harga kedelai, omset yang biasanya mencapai Rp700 ribu perhari, kini, hanya tinggal Rp500 ribu. Itupun belum dipotong biaya operasional dan pekerja.
Para produsen tahu berharap pemerintah segera menstabilkan harga kedelai di pasaran. Jika berlanjut, tidak hanya perusahaan yang gulung tikar, tapi ratusan orang terancam kehilangan pekerjaan karena pastinya akan dirumahkan. metronews.com