Harga Gula Mulai Terjun Bebas

ilustrasi

Tidak seperti kondisi pada saat tender sebelumnya, harga gula yang terbentuk saat tender terakhir untuk gula petani PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI terjun bebas. Jika sebelumnya harga yang terbentuk sempat mencapai Rp 11.835,50 per kilogram, maka kemarin harga yang terbentuk hanya dikisaran Rp 9.650 per kilogram hingga Rp 9.750 per kilogram.

“Penurunan ini tak dapat dipungkiri telah membuat petani terheran. Sebab, penurunanya cukup drastis,” ujar General Manager PTPN XI, Adig Suwandi saat dikonfirmasi.

Menurut keterangannya, memang dalam beberapa kali tender yang dilakukan, harga sudah memperlihatkan gelagat turun setelah mencapai klimaks dengan harga Rp11.835,50 per kilogram pada tender pada 14 Juni 2012 lalu.

Dari PTPN XI saja, tender gula milik PG pada (19/6/2012) terbentuk harga Rp 11.530 per kilogram dan pada tender gula milik petani tanggal (20/6/2012) harga yang terbentuk Rp 11.100,15 per kilogram. Sementara tender gula milik PG tanggal (22/6/2012) penawaran tertinggi Rp 10.725,80 per kilogram dan tender gula milik petani (27/6/2012) terbentuk tiga harga, Rp 9.750 per kilogram untuk Madiun dan PG Djatiroto, Rp 9.650 per kilogram untuk PG lain di luar Semboro, dan Rp 9.825 per kilogram untuk premium PG Semboro.

Dan penurunan kembali terjadi saat tender gula pada minggu ini untuk 2.500 ton gula yang diikuti 29 dari 35 perusahaan perdagangan dan distribusi di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI.

Saat itu terbentuk dua harga, untuk 850 ton produksi PG-PG Wilayah Madiun dan 500 ton dari PG Djatiroto Lumajang, terbentuk harga Rp9.751 per kilogram. Sementara untuk 1.150 ton produksi PG-PG lainnya di luar PG Semboro dengan harga Rp9.651 per kilogram.

“Turunnya harga memang sejalan hukum ekonomi yang memastikan saat jumlah barang ditawarkan lebih banyak dibanding permintaan pasar memang sebuah konsekuensi logis. Namun penurunan yang terlalu cepat dan bahkan ekstrim membuat kalangan produsen terheran-heran dan bingung,” tegas Adig.

Pasalnya, kalangan industri makanan dan minuman (mamin) serta kegiatan pengolahan pangan pengguna gula saat ini mengaku kesulitan mendapatkan gula rafinasi sehingga sebagian harus menggunakan gula lokal berbahan baku sebagai substitusi. “Dengan kondisi tersebut, maka penurunan harga gula lokal yang cukup tajam pastinya sangat mengherankan,” ujarnya lagi.

Padahal sejauh ini, harga gula yang bagus sangat penting untuk memotivasi petani tebu dalam meningkatkan produktivitas usahataninya melalui penggantian varietas unggul, penerapan praktek budidaya terbaik (best agricultural practices), kecukupan agro-inputs, dan perbaikan manajemen tebang-angkut.

“Harga masih merupakan penyuluh terbaik untuk memotivasi petani dibanding cara apapun,” katanya mengakhiri. kabarbisnis.com

Komentar Pembaca

  1. APTR dan Dewan Gula Indonesia sudah semaksimal mungkin mengusulkan harga dasar gula Rp 9.250,- per kg dan Mendag telah menetapkan Rp 8.100,- per kg
    keduanya punya argumen.
    menurut itung-itungan bisnis paling tidak petani harus menerima hasil diatas bunga pinjaman bank BPR. dan konsumen industri maupun individu, tidak dirugikan.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim