Jatim Bagikan Alat Ukur Garam

ilustrasi: mediaindonesia.com

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berencana memberikan bantuan alat ukur kadar garam (NACL) kepada petani garam di wilayah Jatim.

Langkah ini dilakukan menyusul keluhan petani garam tentang rendahnya mutu dan kualitas produksi garam mereka berdasarkan ukuran perusahaan pengepul.

“Selama ini petani tidak pernah tahu dengan pasti kualitas dan kadar garam yang dipanen. Sementara perusahaan yang membeli selalu mengatakan kualitas garam petani nomor dua (kw II) dan mereka menghargai hanya sekitar Rp550 perkilogram dibawah harga HPP Rp750 per kilogram. Untuk itu pemprov Jatim akan memberikan bantuan alat ukur kadar NACL garam agar petani tidak ditipu,” kaat Kepala Disperindag Jatim, Budi Setiawan, Surabaya.

Untuk merealisasikannya, saat ini Disperindag Jatim sedang melakukan survei berapa kebutuhannya, ada berapa kelompok petani garam dan kepada siapa saja akan diberikan. ” Dan ini juga untuk menaikkan posisi tawar petani dihadapan perusahaan,” tekannya.

Sementara untuk melakukan pemantauan terhadap importase komoditas garam di wilayah Jawa Timur (Jatim), Pemerintah Provinsi Jatim juga telah membentuk Tim Garam.

Tim yang terdiri dari Dinas Perindustrain dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Dians Perikanan dan kelautan, Biro Perekonomian Pemprov Jatim, Bea dan Cukai serta Kepolisian ini bertugas mengawasi dan melakukan pengecekan terhadap aktifitas impor garam yang dilakukan berbagai pihak yang terkait.

“Dalam aturannya, importase tidak boleh dilakukan satu bulan menjelang panen garam dan dua bulan setelah panen usai. Jika ternyata dalam kurun waktu tersebut ada perusahaan yang melakukan impor, harus ditindak. Dan ini tugas dari Tim garam tersebut,” tekannya.

Terkait produksi garam Jatim, ia mengatakan Jatim ditarget bisa mencapai 800.000 ton atau sekitar 60% dari total target nasional sebesar 1,4 juta ton per tahun.

“Kalau produksi sampai Oktober ini saya masih belum menerima laporannya, namun data terakhir yang masuk ke saya, sampai Agustus 2011, produksi garam Jatim masih mencapai 160.704 ton yang diperoleh dari panen garam di wilayah Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Tuban, Probolinggo, dan Lamongan. Ini belum yang dari panen Madura. Karena produksi garam terbesar di Jatim adalah dari Madura,” pungkasnya.kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 6738. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim