Masih merananya nasib petani disuarakan oleh Aliansi Tani Jawa Timur (ATJ) melalui aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa tersebut, bertepatan dengan hari tani nasional.
Setelah berkumpul di Balai Pemuda, sekitar 50 anggota ATJ lalu bergerak menentang arus lalin menuju jalan di depan Gedung Negara Grahadi.
“Petani sebagai penghasil padi bahkan tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya sendiri. Pemerintah harus bertanggung jawab atas nasib petani,” kata salah seorang anggota ATJ, Rachmad, dalam orasinya.
Sambil terus berteriak menggunakan megaphone, Rachmad mengatakan bahwa impor beras adalah salah satu bentuk tidak pedulinya pemerintah pada petani. Impor beraslah yang membuat harga beras turun sehingga harga beras lokal makin ambruk. “Indonesia kaya dengan hasilpertanian, tetapi untuk beras saja kita harus impor,” teriak Rachmad lantang.
Rachmad melanjutkan bahwa bila pemerintah tak juga memperjuangkan nasib petani maka revolusi akan dilakukan. Bukan tidak mungkin revolusi akan dilakukan sendiri oleh petani.
“Jika tak ada perbaikan nasib, maka petani akan melakukan dengan caranya sendiri. Dan itu hanya dapat dilakukan dengan revolusi,” tandas rachmad mengakhiri orasinya. detik.com