Gubernur Protes Monopoli Spesifikasi Aspal

Ilustrasi

Mandeknya berbagai proyek pembangunan dan perbaikan jalan nasional yang rusak di Jawa Timur ditanggapi serius Gubernur Jatim Soekarwo. Pria yang biasa disapa Pakde Karwo ini mengaku langsung membentuk tim khusus untuk menyelesaikan polemik pembangunan jalan nasional di Jawa Timur.

Dasar dibentuknya tim teknis tersebut karena ada sesuatu yang tidak beres di dalam pekerjaan pembangunan jalan nasional. Dimana, belakangan diketahui penyebab utamanya adalah bahan aspal untuk jalan. Dimana

BBPJN V (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V) Surabaya mematok syarat setiap peserta lelang harus menggunakan aspal modifikasi yang telah diproses atau biasa disebut (Asbuton) dengan spesifikasi tertentu. Di mana spesifikasi modifikasi aspal itu di Jawa Timur hanya diproduksi PT Aston Adhi Jaya.

Gubernur pun mengakui ada aroma monopoli soal bahan aspal. “Yang namanya monopoli itu tidak dibenarkan, apalagi sampai menghambat pembangunan infrastruktur,” kata Pakde Karwo, usai sidang paripurna tentang pandangan umum fraksi di DPRD Jatim.

Ditambahkan Pakde Karwo, sebagai bentuk keseriusannya menangani masalah ini, dirinya baru saja membentuk tim teknis berisikan pejabat-pejabat teknis yang dikomando oleh Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim. “Tim teknis itu sudah saya minta bekerja untuk mencari solusi terbaik,” kata Pakde Karwo.

Tim teknis ini akan mengandeng Asosiasi Aspal Buton Indonesia untuk duduk bersama membicarakan dimana masalahanya, dan bagaimana penyelesaiannya. “Tim teknis itu akan bekerja cepat, ada time linenya jadi harus lapor saya tanggal 12 Juli,” ujarnya memberi batas waktu. Pasalnya, dalam waktu dekat ini, akan memasuki masa mudik lebaran dimana akan terjadi lonjakan transportasi yang cukup tinggi.

Hasil dari tim ini, kata Soekarwo akan diteruskan ke Kementrian Pekerjaan Umum (Tanpa harus ke BBPJN V). Intinya supaya masalah monopoli bahan aspal itu tidak diberlakukan di Jawa Timur. “Kalau saya yang ngomong ke pusat, pasti selesai,” ujar Pakde Karwo memberi jaminan. Agar 1900 kilometer jalan nasional di Jawa Timur semuanya cepat mulus tanpa ada kerusakan.

Seperti diberitakan sebelumnya, DPRD Jatim mendapati ketidakberesan dalam pembangunan jalan nasional di Jawa Timur. Para kontraktor pembangunan jalan pemenang tender sejak awal 2011 enggan mengerjakan. Alasanya, bahan aspal jenis asbuton modifikasi diarahkan oleh BBPJN ke salah satu distributor saja.

Bambang Suhartono mengatakan tidak seharusnya pada pekerjaan jalan lalu ditentukan kepada salah satu distributor saja. Berdasarkan data yang diterima komisi D DPRD Jatim, kuantitas Aspal Modifikasi yang diarahkan kepada PT Aston Adhi Jaya (contoh kasus pengunaan Buton Natural Aspal – BNA) persediaanya sangat terbatas. Hal ini berkaca pada pelaksanaan Tahun Anggaran 2010 bahwa Aspal Modifikasi jenis itu dapat dicukupi oleh produsen hanya sekitar 30 % dari kebutuhan total Aspal Modifikasi pada salah satu paket pekerjaan penanganan Jalan Nasional di Lumajang.

“Padahal tahun 2011 ini terdapat 10 paket pekerjaan jalan nasional di seluruh jawa Timur senilai Rp 132 miliar,” jelasnya. “Aspal itu bagus atau tidak kan tinggal dites di laboratorium, yang penting aspal itu KW 1 dan tidak mudah rusak, soal kontraktor mau beli di mana terserah jangan diarahkan ke salah satu produsen,” geram Bambang.

Karena itu, pihaknya dalam waktu dekat ini akan segera memanggil beberapa institusi termasuk BBPJN V Surabaya. Dari hasil ini, Bambang akan merekomendasikan kepada Gubernur Jatim, Soekarwo agar tidak terpengaruh dengan kebijakan tersebut. “Fokus percepatan pembangunan infrastruktur harus dijalankan, hal yang menghambat semacam ini harus diselesaikan,” kata politisi PDI Perjuangan ini.

(Sumber: KabarBisnis.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim