PTPN XI Targetkan Produksi Gula 405.850 Ton

ilustrasi: www.kabarbisnis.com

Kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI pada tahun ini dipastikan akan mengalami peningkatan. Ini terlihat dari perkiraan produksi gula yang mengalami kenaikan dibanding tahun lalu karena membaiknya kondisi iklim yang berlangsung.

Bahkan, perusahaan perkebunan pelat merah ini mengaku siap menggiling tebu sebanyak 5,62 juta ton untuk menghasilkan gula 405.850 ton dan tetes 252.860 ton. Naik dari produksi tahun lalu yang hanya meghasilkan gula sebanyak 317.560 ton dan tetes 252.895 ton karena anomali cuaca.

“Kami yakin, produksi tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu, karena perkiraan BMKG, musim kemarau dimulai pada Mei mendatang, tepat pada saat musim panen tebu, sehingga tingkat kemasakan dan rendemen tebu semakin tinggi. Dan perkiraan kami produksi akan mencapai 405.850 ton gula dan 252.860 ton tetes,” ungkap Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi di Surabaya, Kamis malam (7/4/2011).

Menurutnya, produksi tersebut diperoleh dari areal pengusahaan tebu seluas 67.890 hektar, yang terdiri 16.925 hektar milik PTPN XI sendiri dan 50.965 hektar milik petani. Angka-angka tersebut diperoleh dari kompilasi perhitungan 16 PG yang dikelolah oleh PTPN XI.

“PTPN XI sendiri adalah pengelola PG di Jatim dengan kontribusi sekitar 16% produksi nasional,” ulasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pada masa panen tahun lalu, karena hujan berkepanjangan proses fotosintesis terganggu, kemasakan tebu menjadi terlambat sehingga rendemen rendah. Selain itu, transportasi juga terkendala akibat sulitnya alat transportasi masuk ladang. Sehingga jam berhenti operasi PG di atas normal dengan risiko penggunaan bahan bakar meningkat pula.

Berkaca pada pengalaman tersebut, di mana hujan berkepanjangan telah menyebabkan jam berhentinya mesin lebih awal akibat kurangnya bahan bakar, maka pada giling saat ini PTPN XI telah menyiapkan alat pengering ampas (bagasse dryer) di beberapa PG sehingga bakar bakar tersedia dalam jumlah cukup meski kondisi iklim bisa saja basah.

“Untuk menyiasati kondisi layaknya tahun 2010, kami telah menyiapkan alat pengering ampas agar persediaan bahan bakar tidak kurang meski hujan masih berlangsung,” katanya.

Terkait harga patokan petani (HPP/floor price), saa t ini telah dilakukan survai biaya pokok produksi (BPP) gula petani ke sejumlah PG oleh Dewan Gula Indonesia. Survai juga melibatkan tim independen dari tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yakni Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Brawijaya.

“Hasil survai diharapkan menjadi dasar bagi Menteri Perdagangan untuk menetapkan HPP. Idealnya, HPP memang biaya pokok produksi (BPP) ditambah profit margin sebesar sedikit di atas bunga bank atau sekitar 10-15%. Dan dengan terbentuknya HPP ini memungkinkan petani terhindar kerugian,”.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa bagi PTPN XI, keberadaan HPP ini sangat penting artinya bagi petani karena inilah batas aman mereka tidak merugi. Namun demikian harga gula riil tetap ditentukan mekanisme pasar sebagai resultante berbagai faktor, termasuk harga gula di London dan raw sugar di New York.

Dalam transaksi Rabu (6/4/2011) di Bursa Berjangka London, gula untuk pengapalan Mei 2011 ditransaksikan pada level US$ 705,80 per ton FOB (harga di negara asal, belum termasuk biaya pengapalan dan premium). kbc

3 Komentar Pembaca

  1. Kalau menurut saya produksi /u tahun ini akan menurun, karena kondisi di daerah sepanjang proses pembentukan/ pembesaran tebu mengalami kesulitan karena curah hujan yang terus2an sehingga proses pembuangan air sulit di lakukan khususnya di areal sawah, kecuali di daerah tegalan (ereng-erengan) dapat meningkat, karena dulunya tadah hujan gak bisa di airi air, dan /u tahun ini banyak tebu yang stres, walau di pupuk di atas standar msh saja sulit berkembang baik, karena kurangnya sinar matahari dlam proses fotosintesis di bulan-bulan awal setelah tebang th.kemaren(2010),..dan tak sedikit pula setelah tebang banyak tunasan yang mati dan penenaman awalpun banyak yang tidak tumbuh karena kebanyakan debid air yang sulit di buang…….tnks

  2. oya….kecuali u/ tahun ini PTPN XI mampu menghasilkan rendemen yang tinggi,..yang di harapkan para petani…amin

  3. Bisa minta copy an SPK gak? soalnya saya dapat kerjaan Retubing ketel, tp blm punya surat pengalaman kerja ketel. kl punya saya mau jadi rekanan utk kerjaan ketel ketel.
    trims

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim