- Ratas bersama Presiden, Gubernur Bahas Proyek Gerbangkertasusila dan Bromo-Tengger-Semeru
- Bappeda Jatim Aktif Ikuti Sosialisasi Fraud Control Plan
- Koordinasi Penyusunan Rancangan Awal RKPD dan Renja PD Tahun 2023 Bidang Ekonomi dan SDA
- Diskusi Dwi Mingguan: Bappenas Terus Dorong Pemerataan Pembangunan
- Menkeu Agar Cairkan Rp370 Miliar untuk Suramadu
Sebagaimana diketahui bersama bahwa Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi ekonomi, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar. Salah satu wilayah dengan potensi ekonomi yang besar adalah Wilayah Gerbangkertosusila Plus.
Wilayah Gerbangkertosusila Plus terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten, yaitu Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan, Jombang, Tuban dan Bojonegoro serta 2 (dua) Kota, yaitu Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Wilayah Gerbangkertosusila Plus secara geodemografi memiliki luas kurang lebih 10.845,73 km2 atau 22,69 % dari luas Jawa Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 14,002 juta jiwa lebih atau 33,81 % dari penduduk Jawa Timur.
Pemerintah Pusat memiliki Kerangka Pembangunan Infrastruktur 2020-2024 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, salah satunya berfokus pada Infrastruktur Perkotaan – Pembangunan Transportasi Perkotaan dengan Major Project (MP) Sistem Angkutan Umum Massal di 6 Wilayah Metropolitan (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, dan Makassar).
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi juga memiliki Kerangka Pembangunan Infrastruktur, yang disampaikan dalam Visi dan Misi RPJMD Tahun 2019-2024 Provinsi Jawa Timur serta Nawa Bhakti Satya khususnya Jatim Akses (Membangun Infrastruktur dalam Kerangka Pengembangan Wilayah Terpadu, dan Keadilan Akses Bagi Masyarakat Pesisir dan Desa Terluar) yang diimplementasikan dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan di Jawa Timur terdapat beberapa projek/program infrastruktur transportasi publik berbasis rel.
Sebagai upaya dalam memadukan berbagai rencana transportasi publik di Wilayah Gerbangkertosusila Plus, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Konsultan EGIS Rail SA melalui dukungan dari Bappenas sedang menyusun Sustainable Urban Mobility Plan / Perencanaan Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan (SUMP) di Wilayah Gerbangkerosusila. SUMP ini merupakan bentuk kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman, dalam hal ini KfW.
Dalam hal kerjasama dan koordinasi penyusunan SUMP ini, didasari oleh Keputusan Gubernur Jawa Timur No 188/743/KPTS/013/2022 tentang Tim Koordinasi Pengembangan Rencana Moblitas Perkotaan Berkelanjutan Untuk Wilayah Metropolitan Surabaya Periode Tahun 2022-2024 dan stakeholder terkait dalam penyusunan Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) di Wilayah Gerbangkerosusila Plus.
Proses perencanaan SUMP telah berjalan selama 6 (enam) bulan setelah Kick-Off pertama kali pada tanggal 15 November 2022. Sebagai tindak lanjut Kick-Off tersebut, konsultan EGIS RAIL SA telah bekerjasama dengan para kelompok kerja SUMP di Gerbangkertosusila Plus dalam proses penyusunan meliputi:
- Pengumpulan data sekunder dan primer melalui survei;
- Pelaksanaan 4 (empat) Workshop yang melibatkan kelompok Kerja, Masyarakat Rentan, dan Masyarakat Umum bersama Operator angkutan umum;
- Pelaksanaan 1 (satu) Pelatihan kepada kelompok kerja berkaitan dengan penyiapan pelaksanaan data primer kedepannya;
- Penyelesaian Laporan Awal (Inception Report) sebagai tonggak pelaksanaan yang berisi langkah, metodologi, dan pertimbangan dalam proses pelaksanaan;
Penyelesaian Laporan Data Umum (General Data Report) sebagai hasil analisis diagnosa mobilitas terkini Gerbangkertosusila Plus yang menjadi bahan rujukan untuk pengembangan transportasi berkelanjutan dan telah didiskusikan bersama kelompok kerja.
Dalam proses penyusunan SUMP memerlukan koordinasi dan keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat. Koordinasi tersebut diperlukan dalam rangka penyelarasan kebijakan multisektoral (transportasi, penggunaan lahan, lingkungan, pembangunan ekonomi, kebijakan sosial, kesehatan, keselamatan, dan lainnya) dan peran aktif multistakeholder pemerintah daerah khususnya di Wilayah Gerbangkertasusila Plus.
Selain itu, penyusunan SUMP merupakan perencanaan strategis yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mobilitas perkotaan dalam peningkatan kualitas hidup. Penyusunan SUMP mempertimbangkan kondisi dan perencanaan eksisting, integrasi, partisipasi, serta proses evaluasi kebijakan pengembangan transportasi publik di Jawa Timur.
Dalam pelaksanaan penyusunan SUMP, Tim SUMP diharapkan agar melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder dan donor-donor yang melakukan kegiatan perencanaan di Wilayah Gerbangkertasusila Plus, sehingga SUMP yang dihasilkan mampu menjadi payung bagi pengembangan transportasi di Wilayah Gerbangkertasusila Plus. (*)