42 Persen Pasar Dalam Negeri Harus Direbut

Unggulan Jawa Timur yang digeber persiapannya dengan berbagai promosi. foto:widikamidi

Keder. Boleh jadi kita merasa keder melihat lawan kita menjelang MEA berlangsung. Padahal, sesungguhnya, lawan kita, keder juga melihat berbagai persiapan Indonesia untuk menyambut momentum ini.

Penduduk Indonesia lebih dari 250 juta jumlahnya. Coba bayangkan kalau 250 juta penduduk itu memiliki idealisme yang kuat terhadap produk-produk sendiri.

Maka, 42 persen pasar ASEAN akan menjadi milik sendiri. Itu artinya kita sudah memenangkan MEA.

Bagaimana dengan kesiapan Jawa Timur? Dalam berbagai kesempatan Gubernur Soekarwo menyampaikan optimisme Jawa Timur tidak pernah kendur dalam menghadapi MEA.

Jadi untuk menyambut MEA ini tidak ada kata tidak untuk optimisme yang sudah dibangun. Memang, disisi lain, ekonomi Indonesia tengah mengalami kelambatan. Kelambatan itu atas beberapa sebab. Pertama adalah situasi global. Kedua APBN yang memang belum turun.

Padahal, jumlah APBN untuk menggerakkan perekonomian itu tak kurang dari 2.000 triliun. Itu bukan jumlah yang sedikit. Mengapa APBN belum turun? Karena saat ini sedang berlangsung beberapa revisi di DPR.

Optimisme terhadap MEA memang beralasan. Sebab, 42 persen pasar ASEAN itu dimiliki oleh Indonesia. Dengan total jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, bahkan lebih, pasar 42 persen itu milik sendiri. Itu yang harus bisa direbut.

Jika Indonesia berhasil merebut pasar dalam negerinya sendiri sama artinya hampir bisa menaklukkan setengah pangsa pasar ASEAN. Ini yang harus diperjuangkan. Disinilah sebuah idealisme sangat diperlukan.

Masyakat tidak saja mencintai produk dalam negeri sendiri, tetapi juga menggunakan produk itu. Sayangnya, masyarakat kita belum sepenuhnya mau menggunakan produk dalam negerinya sendiri.

Jika benar masyarakat Indonesia menggunakan sendiri semua produk-produk dalam negerinya, inilah yang ditakuiti negara lain di kawasan ASEAN ini. Pasalnya Indonesia mampu mengambil pasarnya sendiri.

Jangan dikira negara lain tidak takut dengan kita. Passti takutlah! Seperti halnya kita juga merasa keder dengan negara lain yang dimungkinkan bakal menyerbut pasar-pasar di Indonesia.

Jadi, sebenarnya, kita dengan para negera tetangga masih sama-sama meraba, seperti apa pasar ASEAN sudah menjadi kenyataan. Maka, bergandengan tangan, menggunakan produk dalam negeri sendiri adalah bagian dari optimisme dan idealisme dalam memenangkan pertarungan MEA. idi

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 9751. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim