perdagangan antarprovinsi. foto:dok antaranews.com
Jawa Timur saat ini berhasil menguasai pasar dalam negeri sebesar 31 persen dari pasar nasional. Penguasaan pasar dalam negeri ini, proyeksinya, pada tahun 2017 bisa mencapai 50 persen. Menurut Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, proyeksi besar tersebut cukup masuk akal mengingat pembangunan infrastruktur sudah selesai semua.
Salah satu pembangunan infrastruktur yang sudah selesai tersebut adalah city airport. Target lanjutannya, pada tahun 2018 dapat diselesaikan lagi 1 runway. Setelah tahun 2025 ditargetkan lagi 3 runway di Juanda. “Untuk 2 runway sudah kita setujui, ke depan ada cargo yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah,” kata Gubernur yang sangat ngetop dengan sapaan Pakde Karwo ini saat Pembukaan Musyawarah Pimpinan Nasional KADIN Jawa Timur, di Hotel Shangrilla, (6/12).
Perdagangan dalam negeri, kata Pakde Karwo, bisa dilakukan perdagangan antarprovinsi. Ini penting untuk Jawa Timur. Perdagangan antarprovinsi tersebut untuk mendapatkan bahan baku seperti nikel, aluminium dan bahan industri dasar. Bahan-bahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar usaha kecil dan menengah.
Kendati bahan baku yang didapatlan tersebut dari perdagangan antarprovinsi dalam negeri, tetap saja harus memenuhi standarisasi yang sudah ditetapkan. Sisi lain, bahan baku standar sangat vital untuk menunjang kualitas produk.
“Pekerjaan untuk melakukan standarisasi produk dalam negeri di bidang industri dan manufacturing bekerjasama dengan KADIN. Dengan begitu nantinya kita akan siap dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). Upaya tersebut sebagai langkah peningkatan upaya perlindungan produk dalam negeri melalui penguatan standarisasi dan fasilitasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),” pungkas Pakde Karwo. (bpd)
