Hasil kerajinan UMKM (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/rj)
Produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah berpeluang menembus pasar luar negeri melalui riteler internasional. Peluang ini menjadi terbuka mengingat dalam kegiatan APEC di Surabaya minggu depan, kiprah UMKM akan menjadi topik khusus yang ikut dibahas.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) Jawa Timur, Abraham Ibnu menyatakan jika selama ini pengelola minimarket maupun hyper market di Jatim sudah menyerap produk UMKM. “Ritteler sudah berusaha memenuhi (target 30 persen) tapi memang beberapa masih terkendala, terutama untuk produk non makanaan, tapi secara keseluruhan kontribusi produk UMKM hingga tareget yang disarankan 30 persen sudah baik,” ujar Abraham, Rabu (3/4/2013).
Beberap produk UMKM yang sudah masuk pasar ritel modern saat mayoritas untuk produk makanan dan minuman. Aneka camilan dan kue termasuk produk buah dan sayur banyak yang sudah menembus pasar ritel modern. Meski sudah mulai berjalan baik, Aprindo memastikan jika kerjasama peritel dengan UMKM tidak berhenti di tempat. Upaya peningkatan kerjasama bisa diwujudkan memberi pembinaan di sisi kualitas.
“Bisa diarahkan untuk membuat standar yang lebih bagus lagi, pakai barcode juga misalnya dan juga UMKM didorong juga ke pasar internasional, forum APEC nanti bisa jadi salah satu pendorong peran UMKM ke luar negeri,” tambah Abraham.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Budi Setiawan juga menilai serapan produk UMKM oleh riteller sudah cukup baik. Ia mengapresiasi hal ini mengingat hingga saat ini permasalahan utama yang dihadapi pelaku UMKM adalah masalah pasar. Banyak UMKM yang yang tidak bisa menembus akses pasar yang ada.
“Kami tetap dorong, kalau bisa justru kontribusi produk dari UMKM bisa 50:50 dengan produk pabrikan,” ujar Budi, Rabu (3/4/2013). Ia menilai hal itu bisa terwujud karena pasar bagi produk-produk UMKM di Indonesia masih sangat besar.”
(Sumber: surabaya.tribunnews.com)
