Jatim Berkontribusi Terhadap Produksi Susu Nasional Sebesar 52 Persen

Pakde Karwo didampingi Bupati Pasuruan Dede Angga merasakan susu hasil peternak sapi perah Kabupaten Pasuruan (Foto: Humas Pemprov Jatim)

Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengungkapkan, saat ini produksi susu segar di Jatim mencapai 980 ton/hari (358 ribu ton/tahun). Tingginya  produksi tersebut, Jatim turut memberikan kontribusi terhadap nasional sebesar 52%.

Hal tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja meninjau peternakan sekaligus menghadiri Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2012  KPSP (Koperasi Peternak Sapi Perah) Setia Kawan di Kecamatan Tutur, Desa Nongkojajar Kab. Pasuruan, Rabu (30/1).

Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan, produksi susu sebesar 980 ton/hari tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan Industri Pengolahan Susu (IPS) sebesar 900 ton/hari (328 ribu ton/tahun) atau sekitar 92 %. Sedangkan, sisanya yakni sebesar 80 ton/hari (29 ribu ton/tahun) atau sekitar 8% yang dikonsumsi langsung ke masyarakat serta dikirimkan ke luar Jatim seperti daerah DKI Jakarta, DIY dan Jawa Tengah. “Jatim saat ini memiliki 4 IPS utama yakni PT. Nestle Indonesia, PT. Indolakto, PT. Greenfields dan PKIS Sekar Tanjung,” jelasnya.

Sementara itu, tambahnya, permintaan susu di Jatim saat ini mencapai 1.600 ton/hari atau 584 ribu ton/tahun. Namun, pasokan susu masih 980 ton/hari atau 358 ribu ton/tahun berarti masih terdapat kekurangan sekitar 620 ton/hari atau 226 ribu ton/tahun. Bila angka tersebut dikonversikan dengan sapi perah impor, maka setara dengan 31.000 ekor sapi perah betina dewasa (dengan asumsi produksi rata-rata adalah 20 liter/ekor/hari).

Ia mencontohkan, apabila dihitung dengan harga sapi perah impor saat ini berkisar antara Rp 40 juta/ekor, maka terdapat peluang investasi yang cukup besar untuk usaha agribisnis persusuan di Jatim berupa pengadaan sapi perah impor sebesar Rp 1,24 triliun. “Jika IPS yang ada di Jatim terus mengembangkan pabrik dan memperluas kapasitas produksi serta daya tampungnya, maka akan terdapat kekurangan pasokan jauh lebih besar diatas 620 ton/hari,” imbuhnya.

Ke depan dalam upaya meningkatkan pengembangan usaha sapi perah dan persusuan di Jatim, diharapkan semua  koperasi-koperasi persusuan yang ada terus mengembangkan dan meningkatkan kinerja dengan cara melalui pemberdayaan SDM yang ada, penerapan teknologi tepat guna, diversifikasi usaha, serta hal-hal lain agar tercapai kemandirian koperasi dan juga meningkatnya kesejahteraan anggota maupun masyarakat sekitarnya.

Untuk itu Pakde Karwo optimistis, prospek untuk investasi di bidang ternak sangat bagus jika dilakukan di Jatim. Pemprov Jatim terus berupaya memberikan akses modal, bantuan teknik asisten atau meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) serta menyambungkan tentang pasar susu dengan perusahan pengolahan susu seperti PT. Nestle, dan PT Indolakto.

Ketua KPSP Setia Kawan Kusnan mengatakan, kunjungan kerja  Gubernur Jatim ingin melihat langsung keadaan peternak dan peternakanya, khususnya pemberdayaan masyarakat yang ada di pedesaan.

KPSP dalam memperkuat bisnisnya khususnya masalah persusuan memfokuskan pada program sapi gaduan dan guliran. Sapi Gaduan dilakukan sejak tahun 1989 dari 198 ekor sapi bertambah jumlahnya menjadi 1854 ekor pada tahun 2012i. Sapi gaduan merupakan sapi dari koperasi ke peternak, kemudian peranaknya gantian produksi diserahkan kepeternak.

Sedangkan untuk sapi guliran yang hanya 100 ekor pada 2004 menjadi 806 ekor sapi pada 2012. Sapi guliran merupakan konsep sapi dari koperasi seperti bantuan dari pemerintah langsung digulirkan ke anggota kelompok. “Program ini sangat cocok digunakan bagi program pengentasan kemiskinan yang ada di daerah  pedesaan khususnya  dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ia mencontohkan, dipasar hewan Nongkojajar saja apabila digelar  pasaran (gelar pasar rakyat) yang di dalamnya terdapat  400 ekor transaksi sapi maka ini menjadi peluang usaha yang sangat menjajikan. Diibaratkan, dalam 1 bulan terdapat 8 transaksi berarti sebanyak 3000 ekor sapi lebih yang akan terjual.  Jika dalam satu tahun bisa mencapai 12.000 ekor sapi yang terjual dengan asumsi sebanyak Rp. 80-85 milliar itu hanya transaksi yang dilakukan pada saat dipasar saja. Sedangkaan untuk   sapi dari koperasi, omsetnya sebanyak 126-130 transaksi sapi, berarti cash inflow khusus di Nongkojajar saja mencapai kurang lebih  Rp. 200 milliar/tahun.

Ke depan diharapkan, kalau jumlah populasi sapi terus berkembang otomatis membantu kehidupan masyarakat yang ada di pedesaan juga turut meningkat dan mensejahterakan anggota dan masyarakat..

KPSP Setia Kawan Nongkojajar merupakan koperasi terbesar di Jatim dengan  hasil utamanya yakni susu sapi segar. Saat ini, KPSP memanfaatkan teknologi informasi bagi pengembangan usahanya yang merupakan kerjasama dengan pemerintah dan organisasi lokal. Lokasi KPSP Setia Kawan berada di lereng barat Pegunungan Tengger di ketinggian 400-2.000 meter, wilayah kerja KPSP Setia Kawan meliputi 12 desa yang termasuk pada Kecamatan Tutur Nongkojajar.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Maskur mengatakan, saat ini Provinsi Jawa Timur menjadi tumpuan sapi potong bagi daerah lain seperti DKI Jakarta dan Jabar. Saat ini, Jatim mengirimkan sebanyak 119.000 ekor sapi ke DKI Jakarta sedangkan Provinsi Jabar 105.004 ekor sapi. “ Dua provinsi ini sangat membutuhkan sapi potong untuk diolah menjadi daging dikarenakan Jatim saat ini telah swasembada daging,” ujarnya.

Ia mengatakan, kuota itu selalu akan berubah setiap tahun sehingga sapi yang ada di Jatim mencapai 500.000 ekor sapi. Dari jumlah itu 300.000 ekor sapi diperuntukkan bagi daerah lain seperti DKI Jakarta dan Jabar, sedangkan sebanyak 200.000 ekor diperuntukkan bagi daerah lainnya seperti Kalimantan.

Dalam kesempatan tersebut Pakde Karwo juga meninjau pasar ternak hewan Nongkojajar, memberikan bantuan kepada SDN Nongkojajar I, SMP dan SMA ISLAM Yakin Nongkojajar, meresmikan Masjid Al-Hidayah sekaligus menyerahkan dana pembangunan wilayah kepada 12 Kepala Desa Se-Kab Pasuruan. Kemudian, dilanjutkan meninjau Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan.

(Sumber: Humas Pemprov Jatim)

2 Komentar Pembaca

  1. Peternak sapi perah jember jg mulai berkembang,mhn dukungan pemprov,call 085707119781

  2. Kualitas air susu tidak saja ditentukan oleh kadar lemaknya atau proteinnya, tetapi coba Anda ukur kadar immunoglobulinnya, khususnya IgG. Semakin tinggi kadar IgG-nya semakin tinggi kualitasnya dan bisa sijual dengan harga berbeda (lebih tingg) Kadar IgG yang tinggi sangat baik untuk kesehatan manusia (orang tidak mudah terserang penyakit karena memiliki kadar antibodi lebih tinggi. Trims.
    Bagaimana mengukurnya ; Gunakan Colostrometer. Kami telah mengukur kadar IgG air susu sapi yanag diproduksi di Nongkojajar. Trims.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim