Hasil Tutup Giling 3 Pabrik Gula di Kediri “Cukup Manis”

Ilustrasi (Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN)

Tiga Pabrik Gula (PG) di Kediri, Jawa Timur, menutup musim giling tebu tahun 2012 dengan hasil yang “cukup manis”. Ketiga PG yang berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara X tersebut sama-sama menunjukkan peningkatan produksi gula.

Data dari PTPN X, PG Meritjan mencatat produksi gula sebanyak 26.942 ton atau meningkat 7,43 persen dibanding tahun 2011. Rendemen (kadar gula dalam tebu) PG Mritjan sebesar 7,5 persen. PG Pesantren Baru memproduksi sebanyak 83.129 ton gula atau meningkat 8,3 persen dari tahun 2011, dengan rendemen sebesar 8,32 persen.

Sedangkan di PG Ngadiredjo membukukan produksi paling tinggi, yaitu sebesar 94.524,3 ton gula atau meningkat 8,84 persen dibanding tahun 2011, dengan rendemen-nya mencapai 8,83 persen.

Ketiga pabrik penghasil gula itu selama ini menjadi bagian dari delapan PG lainnya di lingkup PTPN X dalam menjadi market leader industri gula nasional. Sebab, tahun 2012 lalu, PTPN X memimpin capaian gula nasional dengan produksi sebesar 494.000 ton gula, atau 19 persen dari total produksi gula nasional.

Sekretaris PTPN X, Cholidi mengatakan, peningkatan produksi gula di tiga PG di Kediri tak lepas dari tingginya kesadaran mutu dari para petani tebu. Semakin bagus mutu tebu akan mempengaruhi peningkatan rendemennya sehingga akan membantu terdongkraknya kinerja pemrosesan. “Selain itu juga membuat proses kristalisasinya semakin cepat karena sedikitnya bahan non gula yang harus dipisahkan. Budaya ini yang terus kita dorong,” kata Cholidi, Selasa (8/1/2013).

Dengan adanya peningkatan produksi tersebut, Cholidi menambahkan, akan menegaskan efek positif keberadaan pabrik pada lingkungan sekitar pabrik, yaitu terdorongnya pergerakan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Sebab, dari ketiga produsen gula yang berada di wilayah Kediri tersebut, tercatat ada 26.700 petani dengan jumlah lahan tebu seluas 27.000 hektar yang bermitra secara berkesinambungan dengan PG.

Meningkatnya pendapatan masyarakat menurut Cholidi menjadi stimulus bagi pembangunan daerah. “Multiplier effect ekonomi dari keberadaan PG cukup besar,” ujar Cholidi.

Dikonfirmasi terpisah, Yudi Ayubchan, anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri berharap peningkatan produksi perusahaan tidak mengesampingkan efek dari adanya industri, yaitu masalah limbah.

Menurutnya terkait limbah harus mendapat penanganan yang baik untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkannya. ” Jangan sampai produksi meningkat tapi limbahnya merugikan masyarakat maupun lingkungan,” kata Yudi Ayubchan.

(Sumber: Kompas.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim