Butuh Investasi Segar Rp 231 Triliun

ilustrasi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 7,24% jauh melampaui rata-rata nasioal sebesar 6,3% jadi landasan optimis Soekarwo Gubernur Jawa Timur menempatkan proyeksi 7,5% pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di tahun 2013.

Syaratnya, Jawa Timur membutuhkan investasi segar sebesar Rp231 triliun. Angka itu bisa mendongkrak Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sampai Rp1.134 triliun dan meningkatkan pendapatan rata-rata perkapita pertahun jadi Rp31 juta.

Bagaimana kondisi itu bisa dicapai? Soekarwo menegaskan kuncinya adalah keamanan regional untuk investasi. Selama ini, kata dia, Jawa Timur sudah dikenal reputasinya sebagai lokasi investasi yang prospektif. Tapi diakuinya soal konflik horisontal yang jadi catatan investor, terutama investor asing. Kendati demikian Gubernur menilai konflik itu tidak terlalu destruktif mengakibatkan investor hengkang ramai-ramai. “Memang mulai meningkat suhunya, tapi tidak sampai memanas,” kata dia.

Dalam catatan International Investment Grade, Jawa Timur paling buruk performanya pada sektor birokrasi dan infrastruktur. Ini diakui Gubernur. Sejumlah kebijakan dia berlakukan selama memerintah, diantaranya dengan memangkas sejumlah regulasi soal perijinan tatkala provinsi lain malah mengetatkannya.

Tentang infrastruktur, Pakde Karwo mengakui Jalur Lintas Selatan (JLS) dan Kawasan Pengembangan Suramadu belum optimal dan harus jadi PR di masa mendatang. Lambannya pengembangan JLS, kata dia, lebih karena pemerintah pusat lebih berkonsentrasi pada JLS Jawa Barat yang padat secara demografis sedangkan soal Suramadu, ada masalah melonjaknya harga tanah secara drastis di sana.

Di tahun 2013, Jawa Timur, ungkap Soekarwo, masih menitikberatkan pembangunan pada pertanian on farm. Berkurangnya luas tanah pertanian sebesar 44 ribu hektare pertahun menyebabkan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 3%. Untuk meningkatkan kontribusinya, Soekarwo bakal lebih banyak menggunakan pendekatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pangan, misalnya dengan teknologi pembibitan di tanah yang sempit.

“Dengan metode ini, saya yakin indeks pertanaman kita bisa meningkat dari 1,93% jadi 2,3% hingga 2,4% tahun 2013 ini. Syarat lainnya adalah perbaikan irigasi dan untuk ini, aliran Bengawan Solo harus dikelola dengan baik,” kata dia. suarasurabaya.net

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim