2013, Double Track Rampung

ilustrasi

Pembangunan fisik double track atau rel ganda kereta api terus dikebut. Saat ini, double track yang sudah tersambung mencapai 9,6 kilometer. Diharapkan, pada akhir tahun 2013 mendatang, proyek double track Surabaya-Lamongan-Bojonegoro rampung.

”Sampai hari ini sudah mencapai 9,6 km di wilayah Lamongan, kami berharap semua pembangunan sudah selesai akhir tahun 2013 dan bisa dipakai pada tahun 2014,” ujar Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jawa Timur, Jumat (14/12).

Dia menegaskan, pada tahap pertama ini, jalur double track yang dibangun mencapai 106 km yang menghubungkan antara Pasar Turi-Lamongan sampai Bojonegoro. Sedangkan, lebar semua jalur mencapai 20 meter dengan jarak masing-masing rel mencapai 9 meter. Saat ini pekerja di lapangan terus memasang bantalan rel, batu kricak dan rel di jalur Lamongan-Surabaya.

Setelah jalur tersebut rampung, pemasangan akan dilanjutkan di jalur Lamongan-Bojonegoro. Dari panjang 106 km tersebut, lahan milik warga hanya mencapai 42 km, sedangkan sisanya adalah lahan PT KA (Kereta Api) Indonesia. ”Sementara memang hanya segitu karena itu usulan pada tahap pertama,” katanya.

Dia menegaskan, pembebasan lahan di jalur double track itu tidak menemui banyak kendala. Hal itu disebabkan karena sebagaian besar lahan yang digunakan adalah milik PT KA Indonesia sehingga tidak banyak lahan swasta yang dibebaskan. ”Memang bisa berjalan cepat karena itu sebagaian besar lahan milik PT KA Indonesia sendiri,” terangnya.

Setelah pembangunan double track Surabaya – Bojonegoro selesai, pihaknya akan mengusulkan jalur Pasar Turi – Tanjung Perak. Kebijakan itu diambil untuk memudahkan pengangkutan barang dari wilayah industri ke pelabuhan. Rencananya, pada tahun 2014 draft usulan tersebut akan dilayangkan ke pemerintah pusat.
”Nanti akan diusulkan yang tahap kedua, tapi sekarang ini masih fokus yang tahap pertama dulu,” jelas Wahid.

Memang, pembangunan jalur double track sendiri memakan banyak anggaran. Pemerintah pusat pun akhirnya menunda pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau kereta rel listrik Stasiun Gubeng-Juanda. Anggaran untuk MRT yang direncanakan menghabiskan biaya awal Rp 30 miliar, saat ini sudah dialihkan untuk pembangunan jalur double track. ”Memang sementara dipending dulu karena anggaran dua proyek ini sangat besar jadi harus fokus satu-satu,” tegasnya.

Sekadar diketahui, double track pada tahap pertama akan dibangun antara Pasar Turi sampai dengan Bojonegoro. Rel kereta tersebut rencananya akan digunakan untuk arus lalu-lintas barang dari wilayah tengah Jawa Timur sampai ke Dermaga Perak. Sedangkan, alokasi biaya yang dibutuhkan untuk pembebasan mencapai Rp 30 miliar. Pembangunan rel tersebut murni memakai dana dari APBN.

Sementara, Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan mengatakan, seharusnya Pemprov Jatim mendahulukan plan pembangunan yang sudah tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). ”Saya berharap yang sudah ada dalam RTRW tidak diubah seperti MRT Stasiun Gubeng-Bandara Juanda yang dibatalkan,” tegasnya. surabaya post online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 7823. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim