Pendanaan Proyek Gubeng-Juanda Belum Ada Titik Terang

Konsep MRT Gubeng-Juanda

Keseriusan pemerintah membangun Mass Rapid Transit (MRT) berbasis kereta listrik rute Stasiun Gubeng-Bandara Juanda dengan konsep double track railway elevated (rel ganda melayang) yang dijadwalkan dimulai tahun 2011 ini masih patut dipertanyakan.

Sebab hingga sekarang belum ada kepastian nilai sharing pembiayaan pembangunan yang menelan dana Rp 1,3 Triliun antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Begitu pula keterlibatan pihak swasta atau investor seperti diharapkan belum menghasilkan titik terang.

“Kita selalu menanyakan ke pemerintah daerah tentang respon sharing pembiayaannya seperti apa. Karena jika hanya mengandalkan dana APBN tidak akan berjalan lancar. Apalagi semuanya elevated sehingga biayanya sangat tinggi,” kata Pimpro MRT Gubeng-Juanda Agus Muharrom saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (14/2/2011).

Selain itu, Agus juga mengungkapkan jika keinginan keterlibatan pihak swasta sebagai investor merupakan keinginan Menteri Perhubungan. Pasalnya, masih ada proyek yang juga menjadi prioritas pihaknya yakni proyek pembangunan double track lintas utara.

“Pak Menteri hendaki ada pihak swasta. Karena kita juga ada pekerjaan yang juga prioritas yakni double track jalur utara,” ungkapnya.

Agus mengaskan jika pihaknya siap melaksanakan proyek double track sepanjang 20 kilomter ini kapan saja. Asal ada kejelasan sharing pembiayaan yang jelas serta siapa investor pelaksananya. Dia mencontohkan, untuk kereta tujuan Cengkareng, Jakarta, dana yang dianggarkan APBN hanya 30 persen dari nilai proyek dan sisanya pihak swasta.

“Kita siap setiap saat. Tapi pak Dirjen minta kepastian hitam di atas putih, siapa investornya, berapa sharing antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Baru kita jalan,” tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur Wahid Wahyudi saat dihubungi tidak bersedia memberikan penjelasan. “Silahkan tanya pimpro langsung. Dia yang lebih tahu kapan akan dilaksanakan,” terang Wahid melalui sambungan telepon.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek MRT Gubeng-Bandara Juanda itu digembar-gemborkan Pemprov Jatim akan dimulai Tahun 2011. Tahap awal akan dibangun tiang pancang antara Aloha-Raya Juanda sepanjang 270 meter dengan dana dari APBN senilai Rp 30 Miliar. Pembangunan tiang pancang itu beralasan untuk memancing minat investor.

Informasi yang dihimpun, MRT Gubeng-Juanda itu bagian dari roadmap proyek kereta sepanjang 110 Km yang terintegrasi dengan berbagai kota di Jawa Timur yang sebelumnya telah ditandatangani oleh Menteri Perhubungan saat dijabat Djuasman Syafeii Djamal dan Gubernur Jatim Imam Utomo pada 5 Agustus 2008.

Proyek itu terbagi atas dua tahap dengan total jalur yang dikerjakan mencapai panjang 110 km. Tahap I, skenarionya terdiri atas ruas Kandangan (Sby)-Surabaya-Waru-Sidoarjo sepanjang 42 km termasuk program double track dan membuat jalur rel yang ditinggikan (elevated).

Tahap ini juga termasuk perbaikan stasiun dan pembangunan sejumlah perhentian (shalter). Tahap II berupa pembangunan jaringan kereta menjadi double track untuk ruas Kandangan Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto, Waru-Sidoarjo-Porong Sidoarjo-Bangil Pasuruan.

Pengembangan proyek kereta terintegasi di Surabaya dan sekitarnya itu telah melalui proses studi lembaga asal Pranci, SNCF (Societe Nationale des Chermins de fer Francais) pada 1994. Waktu itu ditaksir alokasi total pengembangan kereta teritegrasi yang menghubungkan Surabaya, Lamongan, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto sebesar Rp 17,39 triliun. (gik/gik)

(Sumber: surabaya.detik.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim