Produksi Bibit Tebu P3GI Melonjak 400 Persen

ilustrasi: kompas.com

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) terus berinovasi menghasilkan berbagai teknologi pendukung untuk mendongkrak kinerja industri gula nasional.

Dalam usia ke-125 tahun, P3GI tiada henti melakukan riset terpadu bagian dari kontribusi membangun industri gula. Direktur P3GI Aris Toharisman di Pasuruan, Jawa Timur, mengatakan, P3GI terus bermetamorfosis menjadi lembaga riset unggul dan berdaya saing.

“Hulu dari semua langkah untuk mengembalikan kejayaan industri gula adalah riset terpadu. Industri gula sangat bertumpu pada riset untuk menghasilkan strategi on-farm (budidaya) dan off-farm (pengolahan) yang tepat guna dan tepat hasil. P3GI siap memberi kontribusi maksimal untuk mewujudkan kejayaan industri gula nasional,” paparnya.

“Sejarah menunjukkan bahwa risetlah yang menyelamatkan industri gula Jawa dari keterpurukan,” ujar Aris sebelum pertemuan teknis dengan tema “Berbagi Pengalaman dalam Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi untuk Kemajuan Industri Gula Nasional” di Kantor P3GI Pasuruan.

Pertemuan teknis tersebut dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai pemangku kepentingan industri gula, mulai dari kalangan pemerintah, BUMN pergulaan, perusahaan swasta pergulaan, peneliti, petani tebu, hingga akademisi.

Acara ini sekaligus sebagai evaluasi perjalanan industri gula tahun ini dan berbagi informasi antara para pemangku kepentingan, khususnya dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Aris mengatakan, P3GI berkomitmen untuk terus melanjutkan tradisi unggul dalam melakukan riset-riset terpadu di bidang gula. Riset yang unggul akan sangat menentukan masa depan industri gula nasional.

Sebagaimana karakteristik industri primer, industri gula membutuhkan riset sebagai penyangganya. Dengan basis tanaman yang sangat mudah dipengaruhi iklim, tanpa riset yang unggul, produksi tebu akan sulit mencapai optimal.

Dari sisi budidaya, diperlukan bibit unggul eks kultur jaringan dengan produktivitas tinggi untuk menyiasatinya sulitnya penambahan lahan tebu, terutama di Pulau Jawa.

“Dalam hal ini, P3GI terus berinovasi menghasilkan varietas unggul, antara lain PSJK 922, PS 881 yang mampu meningkatkan produktivitas gula hingga lebih dari 10 ton per hektar,” ujar Aris.

Adapun dari sisi off-farm, riset yang unggul sangat diperlukan untuk merealisasikan desain pengolahan yang efektif dan efisien, termasuk untuk optimalisasi produk hilir tebu.

Inovasi yang dilakukan P3GI dari sisi off-farm antara lain pengelolaan limbah cair, sistem pengukuran rendemen secara individu dengan menggunakan core sampler, peningkatan efisiensi energi dan kinerja, pembuatan sari tebu alami, pasta pemanis, penjernih nira aman lingkungan dan lain-lain.

Adapun riset adalah produk-produk turunan tebu nongula seperti teknologi produksi ethanol anhydrous untuk bahan bakar, pembuatan pakan ternak dari limbah, juga hidrolisa ampas tebu sebagai sumber bahan baku etanol.

Tahun ini, lanjut Aris, P3GI menargetkan kenaikan produksi bibit tebu sebesar 400 persen. Jumlah varietas bibit tebu yang diproduksi P3GI tahun depan diproyeksikan mencapai 100-150 juta mata dengan harga rata-rata Rp 450 per mata.

“Dalam waktu dekat, kami akan meningkatkan kapasitas produksi bibit tebu hingga 500 juta mata per tahun,” kata Aris. Dia menambahkan, P3GI juga menyediakan bibit tebu unggul berbentuk bagal mata 2-3, bud chip dan budshet dalam jumlah jutaan sesuai dengan permintaan.

P3GI adalah satu-satunya lembaga penelitian di Indonesia yang khusus meneliti tentang gula dan pemanis, mulai dari sektor on-farm, off-farm hingga konsep kebijakan dan tata niaga.

Oleh karena itu, kinerja industri gula Indonesia tidak terlepas dari peran P3GI. Bahkan kini P3GI kembali mengembangkan sorgum manis, tropical sugar bit, tebu genjah (berumur pendek) di beberapa lokasi di Indonesia guna mendukung diversifikasi pangan dan sumber pemanis.

Pada 2012, kinerja industri gula meningkat tajam dibandingkan dengan tahun lalu. Produksi gula naik dari sekitar 2,2 juta ton tahun 2011 menjadi 2,58 juta ton tahun ini.

“Kenaikan tersebut selain karena perbaikan manajemen pengelolaan dan iklim yang kondusif juga tidak terlepas dari peran varietas tebu yang dihasilkan P3GI,” ujarnya.

P3GI didirikan pada 9 Juli 1887 dengan nama Proefstation Oost Java. P3GI adalah garda depan riset dan pengembangan industri berbasis tebu di Indonesia. P3GI secara konsisten melakukan penemuan varietas-varietas tebu yang sangat produktif. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim