Bulog Gandeng Ormas Garap Sawah 200.000 Hektare Lewat On Farm

ilustrasi

Perum Bulog menggandeng organisasi masyarakat (ormas), seperti Nahdlatul Ulama (NU), dan gabungan kelompok tani (gapoktan) serta perguruan tinggi untuk menggarap sawah seluas 200.000 pada musim tanam 2012-2013 lewat kegiatan on farm.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog Abdul Karim, mengatakan kegiatan on farm Bulog di Jawa Timur bekerja sama dengan NU. Kerja sama Bulog dengan ormas dalam kegiatan on farm tersebut merupakan pilot project nasional.

“Kerja sama dengan gapoktan kami realisasikan di Sumsel. Ada 511 hektare sawah yang kami garap lewat kegiatan on farm,” kata Abdul Karim usai rapat dengan Pengurus Cabang NU Kab. Malang di Ponpes PPAI (Pendidikan Perguruan Agama Islam) Annahdliyah, Karangploso, Kab. Malang, Jawa Timur.

Dalam kerja sama tersebut, Bulog memfasilitasi pemberian kredit untuk bibit dan pupuk serta biaya hidup selama membudidayakan tanaman padi. Per-hektarenya mencapai Rp12 juta.

Pola yang sama juga dilakukan dalam kerja sama kegiatan on farm dengan petani dengan di bawah pembinaan NU di Jawa Timur. Kredit pupuk dan bibit padi setidaknya mencapai Rp3,5 juta per hektare, bisa lebih jika ditambah untuk pestisida dan biaya hidup.

Bulog, lanjut dia, bekerja sama dengan BRI dan Bukopin dalam penyaluran kredit untuk petani peserta program on farm perusahaan tersebut. Dalam kerja sama tersebut, nantinya Bulog sebagai avalis kredit perbankan untuk petani.

Diupayakan pula, petani memperoleh kredit program, yakni kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) sehingga bunganya bisa disubsidi pemerintah. Agar tidak memberatkan petani dalam penyediaan agunan, maka diupayakan pula kredit diijamin lewat perusahaan asuransi.

Hasil panen padi peserta program on farm Bulog, lanjut dia tidak harus dijual ke perusahaan tersebut. Petani boleh menjual beras ke pasar jika harganya dinilai lebih kompetitif.

“Tapi pada panen musim penghujan, biasanya jumlah beras melimpah. Biasanya pula, harganya turun. Dalam kondisi seperti itu, kami siap membeli beras petani mengacu harga pembelian pemerintah. Kami juga bersedia membeli beras dengan harga komersial dengan syarat tertentu, yakni beras premium. Beras tersebut diperlukan untuk memasok kebutuhan pasar lewat jaringan Bulog Mart.”

Menurut dia, dengan adanya kerja sama tersebut maka diharapkan produktifitas sawah bisa meningkat dari sebelumnya yang hanya berkisar 4-5 ton per hektare menjadi 7-8 ton/hektare.

Ketua Dewan Pengawas Bulog Yusuf, menambahkan agar produktifitas sawah bisa meningkat selain diperlukan kecukupan pupuk dan bibit yang baik, perlu bimbingan teknis dari kalangan ahli.

Karena itulah, Bulog bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan ke petani dalam melakukan aktifitas usaha tani. Di Jatim, perguruan tinggi yang nantinya mendampingi petani a.l dari Universitas Brawijaya.

“Program ini sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden tentang ketahanan pangan. Kerja sama kami tandai dengan penandantaganan MoU antara Dirut Bulog dengan Ketua Umum PBNU dua bulan lalu. Lewat program ini, kami ingin mensinergikan pemerintah maupun BUMN dengan masyarakat serta perguruan tinggi,” kata Staf Khusus Presiden di Bidang Pangan dan Energi itu.

Di Jatim, kata Kadivre Bulog setempat Rito Angky Pratomo, luas areal pertaian yang masuk dalam program on farm mencapai 30.000 hektare. Program tersebut akan direalisasikan pada musim tanam 2012-2013.

Sedangkan di Malang, luas areal persawahan yang masuk program on farm mencapai 2.500 hektare yang berada di Kab. Malang dan Kab. Pasuruan. bisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim