ilustrasi
Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk wilayah Jawa Timur semakin menipis. Hingga Agustus 2012, tercatat penyaluran BBM subsidi di Jatim sudah mencapai 74,4% dari total kuota BBM subsidi selama setahun. Padahal seharusnya penyaluran sampai dengan Agustus 2012 baru 67% dari total kuota 2012 untuk Jatim yang mencapai 5.219.66 kiloliter, dengan perincian kuota untuk premium sebesar 3.402.831 kiloliter per tahun dan kuota solar 1.816.835 kiloliter per tahun.
“Secara normal, seharusnya penyaluran sampai dengan Agustus 2012 baru 67% dari kuota total 2012. Berarti sisa kuota untuk September sampai dengan Desember 2012 tinggal 33%. Kalau kurang dari 33%, kemungkinan kuota akan habis sebelum 31 Desember,” ujar Assistant Customer Relation PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region V, Rustam Aji, di Surabaya, Jumat (7/9/2012).
Dia mengatakan, sepanjang Januari hingga Agustus, tercatat penyaluran untuk BBM bersubsidi jenis premium telah mencapai 2.554.719 kiloliter. Volume tersebut mencapai 75,07% dari total alokasi premium untuk Jatim yang mencapai 3.402.831 kiloliter di tahun 2012.
Sementara penyaluran BBM subsidi jenis solar mencapai 1.329.097 kiloliter. Volume tersebut mencapai 73,15% dari total alokasi solar selama setahun sebesar 1.816.835 kiloliter.
Artinya, untuk premium penyalurannya di Jatim melampaui 8,07% dari total alokasi dan solar melampaui 6,15% dari total alokasi. Sehingga, diperkirakan, jatah untuk premium di Jatim hanya sampai pertengahan November dan jatah untuk solar hanya sampai akhir November. “Kecuali ada penambahan kuota atau kebijakan untuk membatasi penggunaan secara maksimal,” ujarnya.
Pembengkakan konsumsi BBM subsidi ini sebenarnya sudah menyusut dibanding awal tahun 2012. Hal ini sebagai dampak positif dari kian meningkatnya konsumsi BBM nonsubsidi di wilayah Jatim. Kondisi ini terjadi sejak Pertamina berupaya menggenjot penjualannya serta dengan adanya pembatasan konsumsi BBM subsidi per Agustus kemarin. kabarbisnis.com
