Hortikultura impor di Tanjung Perak Menyusut

Ilustrasi

Setelah sempat meningkat sejak menjelang puasa, kini arus produk hortikultura impor yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sudah mulai melandai.

Asisten Manajer Hubungan Masyarakat PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Mochammad Sholeh mengatakan, pergerakan arus petikemas river yang berisi berbagai produk hortikultura, khususnya buah dan sayur memang sempat mengalami lonjakan. Hal tersebut terjadi menjelang puasa dan awal-awal puasa. Diperkirakan, lonjakan tersebut dipicu oleh meningkatnya kebutuhan hortikultura impor saat puasa dan lebaran.

“Persepsi kami, kenaikan ini bukan karena pengalihan dari Tanjung Priok, Jakarta. Kenaikan ini lebih disebabkan oleh tren peningkatan konsumsi produk hortikultura impor pada saat puasa dan lebaran. Indikasi ini terlihat dari besaran volume peningkatan dan tren yang terjadi,” ujar Soleh usai acara buka bersama dan pemberian santunan kepada masyarakat sekitar, di kantor Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Surabaya, Selasa Malam (31/7/2012).

Menurut dia, pada saat menjelang puasa, jumlah kontainer river yang masuk mengalami kenaikan di kisaran 6% hingga 10% dari hari biasa. Hal ini terlihat dari jumlah river plug yang terpakai sebanyak 4564 unit, sementara di hari normal jumlah yang terpakai hanya sekitar 464 unit. Atau ada kenaikan sebesar 100 unit.

“Kalau jumlah kontainer, ya kami perkirakan mencapai sekitar 4.000 kontainer hingga 5.000 kontainer per bulan. Kebanyakan produk tersebut datang dari Asia Timur dan Asia Tenggara,” terangnya.

Tren tersebut sebenarnya tidak hanya terjadi di tahun ini, namun ini juga terjadi pada tahun kemarin dengan peningkatan yang hampir sama. “Jadi asumsi kami, ya ini bukan karena pengalihan, tetapi murni karena lonjakan konsumsi puasa dan lebaran,” ulangnya.

Terkait masa menginap kontainer di lapangan penumpukan, Soleh mengatakan rata-rata mencapai 3 hari. Namun ada juga yang menginap hingga 7 hari. Namun itu tidak banya. Dari seluruh kontainer hortikultura yang masuk, hanya sekitar 120 kontainer yang terlambat mengeluarkan.

“Ini sebabkan oleh banyak faktor, kadang karena tidak bisa menebus kadang karena persoalan dengan pihak pembeli. Namun ini tidak sampai menyebabkan lapangan penumpukan menjadi penuh dan tidak muat, karena jumlahnya juga sangat kecil,” ujarnya. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim