Suryamin Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan laju inflasi pada Mei 2012 tercatat sebagai inflasi terendah ke dua setelah 2009.
Suryamin mengatakan di Jakarta, seperti dilansir Antara, inflasi Mei yang terjadi pada 2007 mencapai 0,1 persen, 2008 mencapai 1,4 persen, 2009 pada tingkat 0,04 persen, 2010 mencapai 0,29 persen dan 2011 mencapai 0,12 persen.
Statistik tersebut, kata dia, memperlihatkan rata-rata inflasi pada Mei relatif rendah dan pada tahun ini bahkan tercatat terendah setelah 2009 sebesar 0,07 persen.
Menurut dia, pada Mei juga tidak terjadi inflasi tinggi karena harga pangan cenderung mengalami penurunan harga karena masa panen masih terjadi.
“Harga beras masih rendah, dan produksi tinggi karena masa panen masih terjadi. Selain itu kebijakan pemerintah menstabilkan harga juga baik untuk menahan inflasi,” katanya.
Selain itu, inflasi tidak tinggi karena pengaruh psikologis akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi sudah tidak terasa.
“Pengaruh psikologis kenaikan harga BBM tidak ada lagi, mudah-mudahan ini bisa menjadikan biaya hidup masyarakat lebih stabil,” katanya.
Saat ini, laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2012 tercatat 1,15 persen dan secara tahunan (year on year) 4,45 persen. Sementara, inflasi komponen inti mencapai 0,18 persen dan secara tahunan (year on year) 4,14 persen.
Pemerintah dalam APBN Perubahan 2012 menetapkan asumsi laju inflasi sebesar 6,8 persen dengan perkiraan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi. suarasurabaya.net