Jawa Timur mengalami inflasi terendah pada Maret 2012 ini yaitu sebesar 0,08 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,47 pada Februari 2012 menjai 130,57 pada Maret 2012. Ini adalah inflasi terendah dalam 6 tahun terakhir pada bulan yang sama.
Irlan Indrocahyo Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mengatakan inflasi Maret 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,42 persen. Diikuti dengan kenaikan kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan 0,24 persen dan kelompok perumahan serta kesehatan naik 0,11 persen.
“Inflasi bulan ini memang tergolong sangat kecil. Laju inflasi tahun kalender Januari-Maret juga masih lebih rendah dibanding nasional,” kata Irlan dalam konferensi pers.
Komoditas penyumbang inflasi adalah cabe rawit, jagung muda, gula pasir, cabe merah dan angkutan antar kota. Kenaikan cabe rawit bahkan mencapai 40 persen dari harga Rp 17.300 menjadi Rp 28.400. Angkutan antar kota juga memberikan sumbangan inflasi 0,04 persen akibat kenaikan harga khususnya bus jurusan Surabaya-Malang.
Menurut Irlan, kenaikan harga memang akibat dari dampak tak langsung rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang awalnya akan direalisasikan pada 1 April 2012.
“Yang terasa memang dampak psikologis yang membuat beberapa komoditas mengalami kenaikan harga. Tapi kalau dampak langsung, belum,” ujar Irlan.
Pembatalan kenaikan harga BBM juga diprediksi akan berdampak pada harga kebutuhan pokok. Hanya saja, Irlan menduga kenaikannya kurang dari 1 persen. Harga-harga akan naik signifikan apabila pemerintah melakukan penyesuaian harga setelah harga rata-rata minyak mentah mengalami deviasi lebih 15 persen dalam enam bulan terakhir. suarasurabaya.net