Target Pertumbuhan Jatim 7,5% Sulit

ilustrasi

Target Gubernur Jawa Timur untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7,5% dinilai terlalu memberatkan. Kenaikan BBM dan tarif dasar listrik (TDL) tahun ini berpotensi menjadi penghambat laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
“Target pertumbuhan yang dipatok 7,5% oleh Pemprov Jatim terlalu tinggi. Karena untuk mencapai itu harus mendatangkan investasi sebesar Rp170 triliun dan itu bukan angka yang mudah untuk diraih,”ungkap pengamat Ekonomi Unair, Imron Mawardi, ditemui di Hotel Singgasana Surabaya.
Angka ideal pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menurut Imron yang bisa diraih hanya di kisaran 7%, bahkan lebih rendah yakni mencapai 6,5%. “Target 7,5% ditetapkan sebelum ada rencana kenaikan BBM dan lainnya. Sekarang kondisinya akan berbeda setelah nanti BBM, TDL, dan upah buruh naik,” ujarnya.
Ia menegaskan, prediksi pemerintah tentang besaran inflasi 1,5% akibat kenaikan BBM dinilai terlalu rendah. Imron memprediksi, dampak kenaikan inflasi bisa saja lebih dari itu, bahkan bisa 3% hingga 5%. “Jadi, jika inflasi tahun kalender 2011 di Jatim mencapai 4,09%, dengan adanya tekanan kenaikan BBM inflasi Jatim bisa sampai 7%-8%,”imbuhnya.
Sehingga, tingginya inflasi berdampak pada naiknya biaya dan suku bunga kredit, imbasnya bisa memukul keberadaan sektor riil. “Bagi sektor riil kenaikan inflasi berat sekali karena pastinya BI akan menaikkan bunga,” ulasnya.
Sebaliknya ,Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Dedy Suhajadi, yakin target pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 7,5% bisa tercapai, bila pengusaha dan pemerintah bisa lebih produktif. Memang diakuinya kenaikan BBM tidak akan terlalu berpengaruh terhadap sektor industri besar, karena mereka selama ini telah mengkonsumsi BBM non subsidi.
Meskipun begitu, menurut Deddy kenaikan BBM tetap akan mempengaruhi tapi tidak akan terlalu lama. “Pengaruhnya kenaikan BBM hanya sementara. Asalkan kita saling mendorong, maka target 7,5% akan tercapai,” katanya.
Hal yang urgent dilakukan, kata Deddy, adalah mendorong sektor UMKM. Sebab, sektor tersebut sangat kuat terhadap guncangan. Untuk itu, perlu pendampingan secara periodik agar UKM atau industri kecil bisa meningkat menjadi industri menengah. “Untuk mewujudkannya, harus ada dukungan dari sisi regulasi pemerintah, investor dan Kadin,” sambungnya.
Apalagi, lanjut Deddy, sektor UMKM mempunyai peranan besar dalam pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. “Tahun lalu kontribusi UKM terhadap PDRB Jatim sekitar 52%, atau sebesar Rp 450 triliun dari total PDRB sebesar Rp884 triliun,” ujarnya.

Seperti diketahui, tahun 2012 ini Pemprov Jatim menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% dengan patokan masuknya investasi sebesar Rp 220-Rp240 triliun. Di sisi lain pemerintah provinsi bersama Kadin juga menggenjot sektor perdagangan antar pulau yang memiliki potensi sangat besar.
Data di Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim menyebut, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang tahun 2011lalu mencapai Rp 20,07 triliun, naik 20% dari sebelumnya yang hanya Rp 16,73 triliun. Singapura, Inggris, China, Korea Selatan, dan Jepang adalah investor asing yang memberikan kontribusi terhadap toal PMA selama tahun 2011 sebesar 58%.

Tahun lalu bidang usaha yang dibidik investor asing adalah industri makanan dan minuman (mamin), industri kendaraan bermotor dan suku cadang, industri listrik, gas, dan air, industri mineral non logam serta industri kertas dan percetakan.
“Kami proyeksikan tahun ini realisasi PMA bisa naik 30% yang sebagian besar berasal dari izin prinsip selama tahun 2011 lalu. Yang pasti kami membuka pintu lebar-lebar bagi investor, dan terus berupaya meningkatkan pelayanan perijinan investasi,”ujar Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim, Warno Harisasono, beberapa waktu lalu.
Tahun ini kami mengincar PMA dari Taiwan, Turki dan India agar mereka bisa investasi di bidang agribisnis dan manufaktur karena di Jatim sektor tersebut cukup menjanjikan, sambungnya. surabayapost online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim