Stok kebutuhan pokok pangan di Jatim hingga di penghujung tahun dipastikan aman. Ketersediaan dan harganya juga terkendali karena tak ada lonjakan yang signifikan. Pemerintah provinsi Jatim juga mengantisipasi dengan melakukan operasi pasar untuk menekan gejolak kenaikan harga beras di pasar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur mencatat, ketersediaan bahan kebutuhan pokok masih aman. Kepala Disperindag Jatim, Budi Setiawan, mengatakan, jelang natal dan akhir tahun ini meski ketersedian bahan pangan masih cukup namun kenaikan harga memang tidak bisa dihindari.
”Bulan Desember ini harga sedikit ada kenaikan harga beras 10%-15%. Tapi itu sudah diantisipasi oleh Pemprov dengan mengadakan operasi pasar (OP) agar tidak terjadi gejolak harga,” kata Budi, di temui di kantornya.
Menurut Budi, kenaikan paling tinggi terjadi pada sayuran yang kondisinya tidak tahan terhadap hujan. Misalkan saja wortel, cabe dan tomat. Rata-rata kenaikan bahan sayuran tersebut berkisar Rp 2.000-Rp5.000 per kg.
“Harga tomat dari Rp 2.000/kg menjadi Rp 8.000/kg, wortel Rp 3.000/kg-Rp4.000/kg sekarang sudah Rp 8.000/kg. Kami akan terus pantau kenaikan harga. Pemerintah boleh intervensi harga tapi pada saat tertentu, sehingga inflasi kita tidak terlalu tinggi,” ujarnya.
Dari awal bulan Desember Pemprov Jatim telah mengadakan OP untuk menstabilkan harga. Subsidi untuk ongkos angkut yang disediakan pada bulan Desember senilai Rp 10 miliar. “Tergantung permintaan masyarakat, bisa menyerap OP dari kami. Kami sudah melakukan tugas kami dengan memberikan harga kebutuhan pokok yang murah kepada masyarakat seperti gula pasir yang kita jual Rp 8.400/kg dari Rp 9.200/kg,” terangnya.
Data Disperidag Jawa Timur menyebutkan, stok bahan pokok seperti daging sapi, telur ayam ras, beras, dan serta minyak goreng sampai akhir tahun ini masih aman. Bulan Desember ini, stok daging sapi di Jawa Timur sebesar 18.940 ton, untuk kebutuhannya sebesar 10.084 ton per bulan. Sementara yang didistribusikan ke luar wilayah Jawa timur sebanyak 662 ton. Sehingga persediaan daging sapi di Jawa Timur surplus sebesar 1.580 ton.
Sementara itu, Kepala Bidang Agribis Dinas Peternakan Jawa Timur, Maskur, ditemui terpisah mengatakan, jelang natal dan tahun baru ini permintaan daging sapi mengalami kenaikan sekitar 20%. Namun ia menegaskan, permintaan daging sapi jelang natal dan tahun baru lebih rendah dibandingkan dengan jelang lebaran.
“Jelang lebaran lalu permintaan daging sapi mencapai 30% dari kondisi normal. Kami pastikan stok daging sapi di Jawa Timur aman,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini Jatim masih surplus sekitar 83.609 ton daging sapi. Sedangkan populasinya mencapai 3,7 juta ekor. “Kalau berdasarkan catatan BPS populasi sapi di Jawa Timur sebanyak 4,7 juta ekor. Angka itu lebih besar dari catatan kami,” ujarnya. surabayapost online