Inggris Akan Jadikan Indonesia Basis Utama Pasar Asean

Stephen Green (dok. telegraph.co.uk)

Di tengah terpaan krisis ekonomi di dalam negeri maupun di kawasan Eropa, Pemerintah Inggris terus menggiatkan aktivitas perdagangan luar negeri guna meningkatkan pendapatan negara.

Bagaimana negara ini menggerakkan transaksi perdagangan luar negeri guna memberikan keuntungan bagi perekonomian domestik? Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Menteri Perdagangan baru Inggris Stephen Green, mantan Chairman HSBC itu di kantornya pada pekan lalu.

Sebagai Menteri Perdagangan baru, apakah yang menjadi fokus Anda ke depan?

Inggris pada dasarnya telah mampu memperbaiki kinerja perdagangannya. Untuk itulah kami terus mendorong pebisnis Inggris untuk meningkatkan eksistensinya di pasar global. Fokus pengusaha Inggris saat ini adalah pada pasar Asia, terutama China dan India. Namun tidak hanya itu, kami juga melihat potensi pasar lain, seperti Indonesia, Vietnam, Taiwan, dan Korea Selatan, semakin penting. Ini akan menjadi tantangan ke depan Pemerintah Inggris.

Baru-baru ini pemerintah Inggris mengeluarkan UK Trade & Investment White Paper, apa yang dimuat di sana?

UK Trade & Investment White Paper ini diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan ekspor kami dan perusahaan Inggris, terutama skala kecil dan menengah, untuk mampu melakukan ekspansi bisnis di pasar-pasar potensial itu. Secara global, kami ingin meningkatkan kegiatan bisnis Inggris di pasar internasional, salah satunya dengan mendorong penyelesaian negosiasi Putaran Doha. Secara spesifik, kami ingin menaikkan porsi impor di pasar Indonesia, Vietnam, serta di negara-negara berkembang lainnya.

Ini bukan fenomena jangka pendek karena kami menyadari suatu saat negara berkembang, seperti China dan India, akan tumbuh semakin besar melampaui negara-negara Eropa yang merupakan pasar utama kami selama ini. Namun posisi negara berkembang lain, seperti Indonesia, menjadi salah satu target utama kami pada masa mendatang, di samping China dan India.

Brasil dan Kolombia kami perkirakan menjadi negara yang terus tumbuh menjadi negara besar.

Dalam kerangka kerja sama bilateral dengan Indonesia, adakah sektor khusus yang menjadi target Pemerintah Inggris?

Kami tidak menargetkan per sektoral. Kami, pemerintah, memberikan kesempatan kepada pebisnis Inggris untuk mengeksplorasi sendiri potensi di pasar-pasar berkembang itu. Kami hanya memastikan adanya dukungan bagi perdagangan Inggris.

Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan memberikan jaminan kredit ekspor (Export Credit Guarantee), yang merupakan fasilitas baru yang dirancang khusus untuk mendukung pendanaan bagi pengusaha kecil. Di level pemerintah, semua menteri dilibatkan secara langsung untuk memberikan dukungan terhadap kebijakan ini, termasuk memberikan dukungan pada perusahaan-perusahaan besar juga, tadi tidak hanya pengusaha kecil.

Selama ini, adakah kesulitan khusus yang menjadi titik perhatian Pemerintah Inggris di Indonesia?

Kami tidak melihat adanya kesulitan khusus di Indonesia. Dari sisi kompleksitas regulasi, kami menilai berdasarkan laporan Ease of Doing Business [survei daya saing investasi yang diterbitkan Bank Dunia setiap tahun], Indonesia cukup baik. Namun, kami tetap berharap Indonesia seharusnya lebih terbuka terdahap masuknya investasi, meskipun jika dibandingkan negara Asia lain, Indonesia sudah jauh lebih terbuka. Kami harap tidak lebih dari 3 tahun, nilai perdagangan Inggris dan Indonesia meningkat dua kali lipat. Inggris selama ini mengekspor bubur kertas dan kertas putih (pulp & white paper), mesin-mesin industri dan barang-barang manufaktur, ke Indonesia. Nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai 1,8 miliar pound sterling atau sekitar US$2,5 miliar pada 2010.

Di level regional, Asean akan membangun kawasan pasar/ekonomi tunggal, bagaimana Pemerintah Inggris menanggapinya?

Membentuk pasar tunggal [common market] merupakan bagian penting dari liberalisasi. Jika pasar tunggal Asean dibentuk, kami akan menjadikan Jakarta atau Indonesia sebagai basis utama untuk masuk ke pasar tersebut.

Inggris juga membuka diri bagi masuknya investasi asing, termasuk dari Indonesia. Apakah investasi rendah karbon menjadi target utama Inggris?

Kami kira Inggris harus menjadi pemimpin dalam pembangunan ramah lingkungan [green development]. Apalagi kami memiliki sumber daya angin yang terbesar di Ero pa. Kami ingin Inggris menjadi pelopor di teknologi ramah lingkungan. Data situs resmi Kantor Duta Besar Inggris untuk Indonesia menyebutkan sebagai salah satu kampanye Inggris di bidang lingkungan, negara itu menyatukan Kantor Kementerian Luar Negeri (FCO), Departemen untuk Pembangunan Internasional (DFID) dan British Council guna mendukung para pembuat kebijakan mengelola transisi Indonesia menuju ke arah ekonomi rendah karbon dan pertumbuhan yang tinggi. (Red)

(Sumber: Bisnis.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 9287. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim