Gubernur Soekarwo, di Jakarta. foto:humas
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengatakan, pembangunan di Jawa Timur tidak lepas dari peran besar Dewan Riset Daerah (DRD) Jawa Timur yang secara berkelanjutan memberikan masukan-masukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dengan kata lain, DRD Jawa Timur memberikan kontribusi besar dalam pembangunan di Jawa Timur.
Kontribusi besar tersebut, kata Soekarwo, tidak lepas dari tugas-tugas DRD dalam menyusun kebijakan strategis pembangunan daerah (jakstrada), ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memberikan masukan dalam menyusun arah kebijakan dan prioritas penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK.
“DRD Jawa Timur ikut merumuskan RPJMD. Dengan adanya DRD, permasalahan dilapangan, pengetahuan dan empiris bisa bertemu sehingga pelaksanaan pelaksanaan di lapangan terjalin kolerasi,” kata Soekarwo.
DRD Jawa Timur juga memiliki peran strategis dalam perumusan kebijakan riset dan kedudukan DRD bukan pelaksana serta penyedia jasa riset yang dibiayai APBD. DRD memiliki beberapa fungsi diantaranya mengidentifikasi dan menelaah isu strategis aktual terkait dengan pembangunan Jawa Timur.
Soekarwo juga mencontohkan, salah satu peran DRD di sektor UMKM, yaitu ikut membantu mengoptimalkan peran UMKM dan koperasi. Mekanismenya melalui memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar produk-produk UMKM bisa memiliki dan meningkat nilai nambahnya. Salah satunya adalah menggunakan Iptek didalam proses produksi pelaku UMKM.
“Di Jember, contohnya, sudah tidak ada penjual pisang. Tetapi para petani dan pelaku UMKM sudah mengolahnya menjadi keripik pisang yang bisa memberikan nilai tambah cukup besar,” tuturnya.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan nilai tambah para petani dan pelaku UMKM, juga ditumbuhkan lembaga keuangan mikro (LKM) sebagai lembaga keuangan di desa. Bantuan permodalan yang diberikan yakni sebesar Rp. 25 juta per desa. “Hal seperti ini hasil dari masukan dari DRD yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.” (*)
