AKIK

Ilustrasi: chirpstory.com

Akik memang sedang booming di Indonesia. Tak terkecuali di Jawa Timur.

Jika akik memiliki daya betot luar biasa sehingga orang yang tak mengerti batu pun menjadi ingin tahu dan memiliki akik, harusnya UMKM di Jawa Timur melihat peluang AKIK ini menjadi amunisi sekaligus strategi dalam menghadapi globalisasi ASEAN yang bernama MEA.

Akik dalam ranah UMKM di Jawa Timur tentu bukan akik yang warna-warni menggoda hati dan jari-jemari itu.

AKIK yang dimaksud disini adalah Aktif, Koordinatif, Informatif, dan Komunikatif. Maka inilah sejatinya senjata ampuh untuk mengangkat UMKM Jawa Timur menuju pertarungan pasar bebas ASEAN.

Tidak hanya UMKM harusnya, Koperasi pun bisa memanfaatkan konsepsi AKIK ini menjadi senjata pertarungan. Apalagi, koperasi di Jawa Timur juga terdapat koperasi-koperasi agribisnis yang rentan diserbu kompetitor semisal dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Myanmar, Thailand, Vietnam, Laos. Mereka jelas bukan saingan ringan. Utamanya dari negara Thailand.

Koperasi agribisnis asal Jawa Timur dalam menyerbu pasar Asean hendaknya menyediakan produk dengan kualitas disesuaikan dengan kebutuhan pasar negara tujuan ekspor. Untuk itu diperlukan inovasi sekaligus melakukan jemput bola agar produk yang dihasilkan laku dijual di luar negeri. Semua itu perlu adanya langgkah koordinasi dan mampu berkomunikasi agar dapat menguasai dunia perdagangan.

Koperasi-koperasi seperti ini perlu segera menerapkan resep AKIK, sedangkan pemerintah akan mem-back up agar koperasi bisa menghasilkan goal yakni menjebol pasar internasional.

Keluhan para pelaku agribisnis yang sering mengemuka di halaman koran-koran juga berita di televisi adalah kesulitannya dalam memperluas akses pasar. Sebenarnya juga tidak hanya pasar, tetapi juga akses permodalan guna mengembangkan skala bisnis. Kedua aspek ini masalah klasik sebenarnya, namun kalangan koperasi juga UMKM hingga sejauh ini belum beranjak dari problema ini. Padahal, MEA tinggal menghitung hari.

Sebab itu, para pengurus koperasi dan pelaku UMKM perlu segera dan segera memperkuat aspek kelembagaan koperasi terlebih dulu agar mampu memupuk dana permodalan secara internal maupun eksternal. Perkuatan kelembagaan akan dapat meningkatkan kredibilitas serta daya saing koperasi dan UMKM itu sendiri.

Peluang koperasi agribisnis cukup besar dalam mengakses pasar lokal maupun internasional karena komoditas pertanian Jawa Timur sangat eksotik, maka tidak perlu khawatir dengan pemberlakuanĀ  perdagangan bebas MEA. widi antoro/penulis adalah sosial enterpreneur

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim