Merangkul Petani dari Jerat Pengijon

Visi Gubernur Jatim disampaikan dalam Musrenbang 2014

Bukan rahasia lagi jika kaum petani sulit mengakses dana pinjaman dari bank. Persoalan klasik yang tidak pernah bergeser hingga sekarang adalah masalah jaminan kredit.

Bagi petani masalah jaminan tentu menyulitkan, sebab tak sedikit di antara mereka hanya penggarap sawah. Kalau pun ia adalah pemilik tanah garapan, rata-rata mereka juga masih memegang pada petok D, yang sudah pasti akan ditolak oleh bank jika surat-suratnya dijaminkan.

Namun, seiring dengan majunya perkoperasian di Indonesia, tak sedikit koperasi yang benar-benar beroperasi sesuai dengan badan hukum koperasi memiliki kemampuan menyalurkan bermacam kredit kepada petani. Tidak hanya kepada petani, tetapi juga meliputi bidang agribis yang lain seperti peternakan, budidaya perikanan dan perkebunan.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Usaha Mandiri di Jalan Raya Kebonsari 12, Kabupaten Madiun, misalnya, sejak tahun 2004 sudah menyalurkan bermacam produk kredit lunak kepada ribuan petani di wilayah tersebut. Hingga saat ini, tercatat 2.650 petani yang sudah merasakan bantuan kredit lunak dari KSP tersebut.

Secara kontinyu mereka terus berhubungan, karena jika mendapat bantuan kredit otomatis mereka juga harus menjadi anggota KSP.

Ketua KSP Usaha Mandiri, Ir Muhammad Sigit Prasetya mengatakan, perjuangan KSP ini hingga dipercaya kawan-kawan pelaku agribisnis, juga dipercaya pemerintah untuk menjadi bagian dari penyaluran bantuan kredit lunak tak semulus yang dibayangkan. Meski koperasi yang dikelola sangat sehat dan kredibel, itu bukan merupakan jaminan meyakinkan bagi bank untuk melepas dananya.

“KSP Usaha Mandiri ini dulunya juga kesulitan bermitra dengan bank, terutama mengakses dana pinjaman. Padahal, saat itu, KSP ini kondisinya sangat sehat. Dengan kondisi seperti itu, kita lantas percaya diri mencoba mengajukan dana pinjaman ke Bank Jatim. Pengajuan kredit senilai 100 juta, alokasinya untuk membiayai program para petani, dan ternyata ditolak. Namun, Sekdaprov Jawa Timur saat itu, dijabat Pakde  Karwo, ikut cawe-cawe, akhirnya pinjaman kredit cair 250 juta. Kredit tersebut akhirnya juga lunas,” kata Sigit.

Pengalaman tersebut ternyata membawa berkah. Tahun 2004 Kementrian Koperasi meluncurkan program skim agribris berupa bantuan kredit lunak. Dana yang dikucurkan tersebut senilai satu miliar rupiah kepada masing-masing KSP yang khusus bergerak di agribisnis.

KSP Usaha Mandiri termasuk salah satu dari 16 KSP di Jawa Timur yang ditunjuk oleh kementrian untuk mengelola dana tersebut. Selain nol persen alias tanpa bunga, jangka pengembalian dana itu juga lama yaitu sepuluh tahun.

Di wilayah kerja KSP Usaha Mandiri, dana bantuan lunak satu miliar itu nyata-nyata mampu melegakan para pelaku agribisnis. Para petani yang sering terlihat lesu ketika musim tanam tiba, minimal kini sudah mampu tersenyum sambil menyambut datangnya panen. Mereka tak perlu lagi pusing mengembalikan uang para pengijon yang selalu saja ada dan bergentayangan di setiap musim tanam. Tampaknya hal sama juga terjadi di wilayah KSP lain yang sama-sama menerima kucurun bantuan lunak.

“Untuk mengamankan dan mengawal dana bantuan tersebut, ke 16 koperasi agribis ini akhirnya sepakat membentuk sebuah forum. Namanya adalah Forum Komunikasi Agribis Jatim. Ketuanya saya sendiri, sekretaris Pak Suhadi wakil KSP agribis Pasuruan, dan bendaharanya Ibu Ulsum Hidayati wakil KSP agribis Malang. Setiap tiga bulan mengadakan pertemuan rutin dengan mengundang Dinas Koperasi Provinsi Jatim, Kementrian Koperasi bagian pendanaan, dan dari LPDB. Dalam pertemuan ini, selain sharing juga membahas segala macam permasalahan di masing-masing KSP agribis,” terang Sigit.

Salah satu pelaku agribis yang sudah pernah mengakses dana lunak yang didistribusikan KSP Usaha Mandiri adalah Sukati Wahyuningsih (75). Perempuan yang menjadi kuasa usaha penangkaran benih milik Yayasan Keluarga Mangundiharjan di Kebonsari Madiun ini mengambil kredit 100 juta rupiah. Dana tersebut dipakai untuk menopang pembiayaan produksi benih padi di lahan seluas 26 hektar milik yayasan.

“Usaha produksi benih padi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1969, dengan merk RKM bergambar rumah Joglo. Mulanya produksi hanya beberapa kwintal saja, namun sekarang produksi mencapai di atas 100 ton per musim. Jika musim musim tidak stabil seperti sekarang, produksi turun dan hanya berkisar 75 ton saja. Untuk sekali produksi, pembiayaan yang dikeluarkan tak kurang dari 200 juta rupiah,” terang Sukati yang biasa disapa dengan Ibu Yun itu.

Menurut Yun, pembiayaan produksi menjadi kendala manakala musim yang tidak stabil seperti ini. Malahan pembiayaan seringkali naik di luar perkiraan. Selama ini biaya produksi benih dibiayai oleh yayasan sendiri, namun tahun 2008 mencoba akses dana dari luar. Secara kebetulan, selain lokasinya dekat, KSP Usaha Mandiri bisa menyediakan dana murah senilai 100 juta rupiah. Bunganya relatif kecil, hanya 1 persen. “Karena itu kami mengambilnya, malahan sekarang sudah lunas,” ujar Yun.

Dengan lahan seluas 26 hektar dan tak kurang menghidupi 80 petani, membiayai produksi benih padi dari hulu sampai hilir tentu harus memiliki modal besar. “Karena kami sudah tak memiliki tunggakan, kami akan mengakses dana itu kembali jika bunga tetap 1%. Tapi kami mendapat informasi, sekarang bunganya sudah naik menjadi 2%. Jika memang demikian, kami akan mempertimbangkan kembali rencana kredit tersebut. Bagi kami, 2% itu sudah berat. Meski produksi benih 100 ton, usaha ini sebenarnya adalah pekpok, impas dalam bahasa Indonesia. Meski hanya impas, usaha penangkaran benih ini harus tetap dipertahankan karena ini merupakan wasiat dari eyang-eyang pendahulu kami,” terang Yun yang masih keturunan keempat dari trah Mangundiharjan yang masih keturunan Paku Buwono V dari Keraton Surakarta. (widi kamidi)

2 Komentar Pembaca

  1. Selamat sore, saya mau tanya kalo untuk pengajuan dana dengan jaminan PETOK D yang bisa dimana?
    Karena saya mencoba pengajuan di BPR tidak ada yang mau. Terima Kasih

  2. Saya butuh dana untuk modal usaha dengan jaminan petok d. kemana saya hrs meng ajukan?

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim