ilustrasi: madurejo.wordpress.com
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Jatim, perusahaan yang bergerak di bidang ritel semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dalam perkembangan ini, DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim, menargetkan pertumbuhan ritel di Jatim mencapai Rp 17,871 triliun.
Ketua DPD Aprindo Jatim, Abraham Ibnu, menyampaikan, target pendapatan ritel pada tahun 2012 mencapai Rp17,867 triliun terdiri dari hypermarket diharapkan mencapai Rp 6,7 triliun, supermarket Rp 2,8 trilun, mini market Rp 2,4 triliun. dept store Rp 1,5 trilun, dan others market mencapai Rp 1,2 trilun. Sementara Increase dari tahun 2011-2012 mencapai 13,2 persen, olehnya tahun 2012-2013 ditarget lebih dari 10.4 persen.
“Ada kenaikan target tidak signifikan karena ada faktor pembukaan mall atau perbelanjaan baru yang tidak terlalu signfikan akhirnya riteler banyak buka independent store. Awal Januari tahun 2013 nanti ada satu hypermarket di Jatim yang kontribusinya besar akan tutup karena kontraknya sudah habis,” sebut Abraham usai seminar Ekonomi Outlook 2013 di Unair Surabaya.
Lebih lanjut disebutkan, pertumbuhan mall di Surabaya masih menemukan beberapa kendala selain faktor infrastruktur jalan sebagai pendukung. Yakni terjadinya kenaikan UMK yang akan diterapkan pada tahun 2003 serta pembatasn BBM bersubsidi memungkinkan orang untuk berbelanja lebih.
Kondisi itulah, sebutnya, justru merupakan potensi yang dilihat pengsuaha retail untuk membuka cabang minimarketnya di Jatim dan daerah lain.
“Lebih dekat dengan masyarakat supaya servisnya lebih mengena ke masyarakat. Seiring dengan perkembangan life style di Jatim secara otomatis meningkatkan minat belanja di minimarket konvensional,” pungkasnya. lensaindonesia.com
