ilustrasi: bisnis.com
Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri Jawa Timur 2011 melonjak 111% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, menjadi Rp20,33 triliun. Lonjakan tersebut dipicu kondusifnya iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi Jatim yang relatif tinggi.
Warno Harisasono, Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Jawa Timur, mengatakan selain iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi Jatim, faktor yang mempengaruhi kenaikan itu adalah kondisi perekonomian Indonesia yang positif tahun lalu, yang turut menambah jumlah investor local.
“Tahun 2010, realisasi PMDN Jatim hanya mencapai Rp9,59 triliun, 2011, realisasi itu meningkat tajam 111% menjadi Rp20,33 triliun,” katanya kepada wartawan, hari ini. Namun, pengajuan izin prinsip PMDN Jatim tahun lalu malah turun 36% dibandingkan dengan 2010 yang menyentuh
Rp41,01 triliun.
Menurut Warno, hal ini disebabkan belum siapnya lembaga pemerintahan di kabupaten dan kota di Jatim untuk mengadopsi Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi secara elektronik.
Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, baru lima daerah yang sudah mengadopsi system tersebut dengan baik yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Pacitan, dan Kota Malang.
Padahal, sejak 1 Juli 2011 telah diterapkan peraturan bahwa perijinan investasi harus dikelola oleh daerah yang bersangkutan yakni pemerintah kabupaten atau kota. Sedangkan pemerintah provinsi hanya melayani perizinan yang lintas kabupaten/kota.
Sementara itu, jika investasi dari investor local naik tajam, data dari BPM Jatim mencantumkan investasi dari pihak asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) Jatim tahun lalu naik cukup konservatif, yakni 20% dibandingkan dengan 2010.
Pada 2011, realisasi PMA provinsi itu mencapai Rp20,07 triliun sedangkan tahun sebelumnya hanya Rp16,73 triliun.bisnis.com
