Serbuan buah apel impor asal China menggempur pasar domestik. Alhasil, pamor apel milik produk hortikultura anak negeri seperti apel malang makin meredup.
Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (AESBI) Hasan Widjaja menilai,setidaknya terdapat tiga faktor yang mengakibatkan impor apel Negara Tirai Bambu itu kian merebak.
“Masyarakat sudah sangat familiar dengan apel impor,” ujar Hasan di Jakarta, Rabu (21/6/2011).
Menurutnya, harga apel China memang lebih murah ketimbang apel lokal. Para pedagang di tingkat bawah bisa menjual apel fuji asal China dengan harga sekitar Rp 15.000/kilogram (kg). Bandingkan dengan harga apel lokal asal Malang yang harganya bisa mencapai Rp 17.000-Rp 20.000/kg.
Begitupula halnya dengan apel Fuji, yang rasanya lebih manis ketimbang apel Malang. Faktor tampilan luar dan kemasan apel China yang lebih menarik ketimbang apel lokal membuat konsumen enggan melirik apel produksi dalam negeri.
Menurutnya, distribusi apel China juga sudah sangat menggurita. Dikatakan, para distributor apel China berada di seluruh daerah di Indonesia. Ini membuat pemasaran apel China bisa menyentuh masyarakat dari seluruh lapisan ekonomi di banyak daerah.
“Para pedagang bisa mendapatkan pasokan apel China sepanjang tahun tanpa harus terkendala musim. Kondisi produksi apel lokal berbanding terbalik dengan apel China,” tukasnya.
Serbuan buah apel impor asal China ke pasar Indonesia semakin banyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor apel segar dari China pada Januari-April 2011 sebesar US$ 41,96 juta naik dari Januari-April 2010 sebesar US$ 12,84 juta. kabarbisnis.com
Di perlukan keberpihakan pemerintah terhadap petani lokalnya, agar mereka dapat tumbuh dan bersaing menghadapi pasar global. Tanpa itu semua saya rasa akan sangat berat beban petani kita. mari kita cintai produk dalam negeri.