ACFTA Kacaukan Pemetaan Industri Lokal

ilustrasi: vivanews.com

Arus impor barang dari China yang mulai tidak terkendali pascapemberlakuan ACFTA membuat pemetaan industri dalam negeri menjadi kian kacau.

Ketua Komite Tetap Pengawas Impor Kadin Jatim, Judy Purwoko, mengatakan, ACFTA membuyarkan pemetaan industri dalam negeri.
Industri di Indonesia saat ini semakin sulit mendatangkan bahan baku. Sedangkan, negara pemasok bahan baku seperti China, kini lebih gemar mengekspor barang jadi ke tanah air. “Konsumen di Indonesia lebih suka produk China karena harganya jauh lebih murah dari produk lokal,” katanya ketika dihubungi kabarbisnis.com, Selasa (10/5/2011).

Ia mengatakan, sejak akhir 2010, barang impor China sudah naik lebih dari 100% jika dibanding tahun sebelumnya. Untuk menyelamatkan industri dalam negeri, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Menteri Perdagangan harus segera merevisi kontak perdagangan dengan China. “Sekarang sudah timbul gejolak perdagangan, ini harus diredam,” tandasnya.

Kondisi ini diperparah dengan banyaknya industri lokal yang kini memilih melakukan impor barang jadi ke Indonesia. Industri ini kemudian hanya memberikan label lokal dalam produk-produk buatan China tersebut. Kondisi ini diakibatkan tingginya biaya pengolahan bahan baku di Indonesia. “Bahkan kini industri pun banyak mengimpor bahan jadi karena lebih efisien dibanding mengolah bahan baku,” katanya.

Nilai impor Jatim, lanjut Judy, secara keseluruhan mencapai mencapai US$1.803,43 juta. Secara kumulatif Januari-Maret 2011, nilai impor mencapai US$4.461,49 juta. Berdasar total keseuruhan impor, masih didominasi oleh bahan baku/penolong yang mencapai 82,84% terhadap total impor Jatim.

Data badan Pusat Statistik menyebut, , kenaikan impor dari China yang semakin besar tiap bulan. Impor dari China naik sebesar 40,45% dari US$198,01 juta pada Februari 2011 menjadi US$278,11 juta pada Maret 2011. Secara kumulatif Januari-Maret 2011, impor dari China mencapai US$710,236 juta, tumbuh 37,4% dibanding Januari-Maret 2010 sebesar US$516,897 juta. Impor dari China ini mencapai 20,1% terhadap total impor Jatim. kbc

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim