ilustrasi: kompas.com
Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan siap menampung beras hasil produksi dari panenan penyewaan lahan pada petani pemilik, sebagaimana hendak dilakukan oleh konsorsium BUMN. Bulog tengah mengupayakan komunikasi dengan pelaksana kegiatan penyewaan untuk tujuan mengejar target pengadaan beras ini dengan sejumlah instansi.
Kepala Bulog Malang Iqbal Awaludin menjelaskan itu saat dihubungi di Malang (Jawa Timur), Senin (23/5/2011). Pekan ini, katanya, pihaknya masih akan berbicara dengan pihak-pihak yang secara nasional sudah dinyatakan hendak terlibat dalam upaya pemercepatan produksi beras ini.
“Yakni dengan sejumlah BUMN, diantaranya Perum Sang Hyang Sri dan PT Pertani. Kami belum mengetahui pelaksanaan teknisnya, namun peran Bulog tidak akan berubah dalam hal ini, sebagai lembaga pengadaan cadangan beras,” katanya.
Pertemuan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan rencana ini yang dinyatakan disambut baik oleh Bulog. Standar kerja Bulog untuk pengadaan dengan menampung hasil panen dari penyewaan lahan petani ini nanti tetap sama. Yakni, sesuai dengan Inpres 2011 yang menetapkan harga pembelian beras Bulog Rp 5.400 per kg. “Lebih tinggi dibanding dasar hukum tahun 2010 HPP (harga pembelian pemerintah Rp 5.060 per kg),” kata Iqbal.
Meski dasar hukum harga pembelian berasnya sama, kata Iqbal, Bulog menyambut baik rencana pemerintah untuk menyewa lahan petani ini.
“Sebab kegiatan ini kian mendekatkan kami pada tugas pengamanan pengadaan cadangan beras. Pada sisi BUMN sebagai penyedia dana dan pupuk, rencana penyelewaan lahan itu tak akan muncul masalah, karena ada pengamanan pasar oleh Bulog. Uang konsorsium BUMN ini akan kembali, karena berasnya dibeli oleh Bulog juga,” tegasnya. kompas.com
