Bawean Masih Krisis Listrik

PLTD di Pelabuhan Sangkapura, Bawean/oki lukito

Krisis listrik di wilayah Pulau Bawean dipastikan baru bisa teratasi di akhir 2012 atau awal 2013, saat proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Udara (PLTGU)yang dikembangkan oleh PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) bisa dioperasikan.

“Bawean memang masih mengalami krisis. Dan kami belum bisa mengatasi sebab pembangunan jaringan listrik kesana melalui kabel listrik bawah laut tidak mungkin kami lakukan karena investasi terlalu besar. Yang bisa dilakukan hanya menunggu proyek pembangunan PLTGU di Bawean usai,” ungkap Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Area Distribusi Jatim, Arkad Matulu.

Diungkapkan Arkat, saat ini pasokan listrik untuk wilayah Bawean disuplay melalui 4 unit Pembangkit Listrik tenaga Disel (PLTD) dengan daya yang dihasilkan sebesar 2.500 kilo watt (KW).

Adapun beban puncak konsumsi listrik di sana mencapai 2.700 KW dengan jumlah pelanggan sebanyak 10.000 pelanggan. Artinya, defisit listrik di Bawean masih mencapai 200 KW. Sementara daftar tunggu pelanggan baru di wilayah tersebut saat ini sudah mencapai 8.000 pelanggan dan diperkirakan mengalami penambahan sebesar 3.000 pelanggan per tahun.

“Sebenarnya, jumlah unit PLTD di sana mencapai 7 unit, namun 3 unit mesin tidak bisa digunakan lagi karena sangat tua dan rusak. Inilah yang akhirnya membuat kondisi di sana mengalami krisis listrik. Sementara 4 unit yang sedang beroperasi sebenarnya juga sudah tua, beroperasi mulai 2002,” akunya.

Agar sedikit mengurangi krisis tersebut, PLN akan penambahan tiga unit mesin disel 3X1 MW yang mulai dilakukan pada Juli 2011. Namun, secara permanen, krisis tersebut menurut Arkat baru bisa diatasi ketika pembangunan PLTGU di daerah tersebut selesai.

“Sebenarnya sekarang PJB sedang merencanakan akan membangun PLTGU di Bawean dengan daya 2X5 MW atau setara dengan 10.000 KW. Rencananya, proyek PLTGU baru bisa dilaksanakan awal tahun 2012 dan ditargetkan selesai akhir 2012,” ungkapnya.

Langkah pembangunan PLTGU tersebut, selain untuk mengatasi krisis, juga untuk meminimalisir subsidi listrik yang harus dikeluarkan oleh PLN. Sebab, dengan menggunakan disel, biaya produksi listrik mencapai Rp1500 per KWH. Padahal harga jual listrik di Bawean hanya mencapai Rp495 per KWH karena memang kebanyakan pelanggan berdaya 450 KWH. kbc

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim