Gubernur Jawa Timur, Soekarwo (Pakde Karwo) presentasi beberapa inovasi program di hadapan panelis Nirwasita Tantra Award 2018 di gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Jakarta Selasa (28/8).
Dikesempatan itu, Pakde Karwo menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki inovasi dalam mengelola lingkungan hidup di masa depan. Inovasi ini di lakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya kerjasama pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, LSM dan juga, melalui kerjasama luar negeri.
Berbagai isu pencemaran lingkungan di Jawa Timur mendapat perhatian dari Pemprov Jatim. Ini dibuktikan, antara lain adanya patroli air terpadu yang rutin patroli seminggu sekali di daerah-daerah yang dicurigai memiliki potensi limbah besar.
Pakde Karwo menuturkan, Pemprov Jatim juga mendesain peningkatan kualitas lingkungan dengan cara membagi zona upah tenaga kerja menjadi 3 (tiga) zona. Zona 1 dengan upah 3,5 juta untuk UMP nya, zona 2 (dua) dengan upah -+ 2,2 juta untuk UMP nya dan zona 3 (tiga) dengan upah 1,5 juta untuk UMP nya.
Dengan pembagian 3 zona ini, bertujuan agar pabrik dan industri tidak berkumpul di satu wilayah saja, tetapi di pecah menjadi 3 (tiga) zona. Sehingga, polusi udara dan limbah yang dihasilkan tidak terlalu besar dalam satu wilayah.
Sistem itu, diharapkan pengawasan dan pengelolaan limbah industri menjadi lebih baik dan maksimal. Pemprov Jatim juga bekerja keras dalam hal tata guna lahan dan hutan dengan merehabilitasi lahan kritis seluas 12 Ha di luar kawasan hutan dan rehabilitasi kawasan hutan seluas -+ 10.326 Ha.
Belum termasuk melakukan konservasi kawasan hutan sebesar 10.300 Ha, melebihi target 103% (10.000 Ha), penghijauan seluas 157.726,55 Ha dengan jumlah pohon yang ditanam 78.863.277 buah. Aksi penghijauan melalui ruang terbuka hijau (hutan kota) juga dilakukan di Kab/Kota seluas 106.131,07 Ha dengan rasio RTH 19,55.