Penyelamatan Situs Biting Lumajang Masuk RPJMD

Gerbang Menuju Situs Biting (foto:istimewa)

Kota Pisang, julukan Kabupaten Lumajang, tahun ini bakal membangun museum yang mendokumentasikan keberadaan Situs Biting.  Situs Biting yang ditemukan di  Kabupaten Lumajang tersebut sebelumnya diwarnai polemik cukup panjang ketika keberadaan situs tergerus oleh pembangunan proyek perumahan.

Menurut Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar, pembangunan museum tersebut selain untuk pendidikan dan juga membangunan identitas Kabupaten Lumajang.

Pembangunan museum tersebut juga disertai dengan pengajuan Raperda Cagar Budaya agar bisa menyelamatkan dan melestarikan peninggalan pra sejarah, sejarah dan kolonial serta kemerdekaan.

Senada seperti diungkapkan Bupati, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan, museum peninggalan sejarah tersebut akan dibangun di Kawasan Wonorejo Terpadu.  Anggaran pembangunan museum itu malah sudah dimasukan ke dalam APBD 2014. Bahkan Pembangunan museum tersebut juga sudah masuk di RPJMD.

Terkait dengan proyek perumahan yang menggerus keberadaan situs, Pemkab Lumajang akhirnya menghentikan permanen pembangunan Perumnas di kawasan Situs Biting yang merupakan peninggalan Benteng Kerajaaan Lamajang di Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono.

Penghentian total aktivitas Perumnas setelah pemkab melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya (Disparsenbud) berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Kadisparta Jatim, Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta dan pihak Perumnas.

Keputusan penghentian proyek Perumnas Situs Biting terealisasi setelah Gubernur Jawa Timur dan Bupati Lumajang menilai sangat pentingnya peninggalan sejarah dilestarikan. Terlebih sesuai hasil penelitian Balar Jogja, Situs Biting sangat layak sebagai peninggalan Nasional.

Pembangunan museum tersebut layak mendapat apresiasi, pasalnya  penyelamatan Situs Biting oleh elemen masyarakat sudah didengungkan sejak tahun 2010 melalui advokasi dan pendampingan pada masyarakat. Sejumlah upaya terus dilakukan untuk bisa menyelamatkan satu-satunya benteng kuno di wilayah nusantara ini. (*/bpd)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim