Transformasi Batik: Catatan untuk Hari Batik 2013

Budhe Karwo dan batik

Fenomena batik yang tak pernah lekang dimakan zaman memberikan kesan kuat di dunia fashion. Selama ini batik juga sudah menjelma sebagai salah satu warisan budaya yang mampu dijadikan identitas yang sangat menonjol. Meskipun, seiring bergulirnya waktu, batik mengalami sebuah transformasi motif hingga fungsi.

Dunia industri fashion sudah sedemikian rupa menggiring batik pada kondisi seperti sekarang ini. Perkembangan batik lebih dominan pada batik carangan dan sempalan. Bahkan, di Pekalongan Jawa Tengah yang menjadi barometer perbatikan, muncul semacam kebanggaan. Jika bisa memproduksi batik dengan harga semurah mungkin maka itu adalah sebuah prestasi.

Jika sudah berbicara harga murah maka akhirnya mutulah yang dipertanyakan. Mutu, terutama akan terkait dengan kain dan obat batik yang digunakan, serta desain yang ditampilkan. Orang Jawa bilang, ana rega ana rupa, hal ini memiliki kedalaman bahwa produk yang dijual dengan harga murah, apakah dijamin memiliki mutu bagus?

Jika batik menjadi seperti itu maka yang awalnya karya seni adiluhung bertransformasi menuju tahapan yang lebih rendah. Meminjam istilah Van Peursen bahwa transformasi budaya tidak berarti menuju tahapan yang lebih tinggi tetapi menuju hal yang sifatnya berbeda. Apakah proses transformasi hanya menuju pada sesuatu yang lebih rendah?

Faktanya, perkembangan desain batik sekarang ini begitu variatif. Meminjam istilah dalam pewayangan lakon bisa dikategorikan dalam cerita pakem, carangan, dan sempalan. Cerita pakem didefinisikan sebagai lakon yang masih mengikuti kisah klasik seperti Bharatayuda dan Ramayana. Cerita carangan adalah lakon yang masih mengambil unsur-unsur dalam lakon pakem tetapi sudah dengan sentuhan bentuk baru dan penyajian baru.

Adapun cerita sempalan, sama sekali lepas dari cerita pakem. Demikian yang terjadi dalam  perkembangan batik sekarang ini. Tidak semua perkembangan yang terjadi pada batik menuju pada sesuatu yang lebih buruk. Dewasa ini, perkembangan batik begitu variatif. Tampilan batik tidak lagi terpaku pada pola klasik sebagaimana awal kehadirannya dalam khazanah budaya Indonesia. Bukanlah hal ini juga merupakan “penyelewengan” akibat proses transformasi, tetapi dalam konteks positif.

Berdasar analogi dunia pewayangan tadi maka definisi batik pakem adalah batik yang masih melestarikan penggunaan motif dan warna batik sebagaimana asalnya dulu (batik klasik). Batik carangan adalah batik yang sudah mengalami modifikasi tetapi masih menampilkan unsur-unsur klasik.

Adapun tampilan batik sempalan merupakan modifikasi bebas hasil kreativitas desainer/pembatik. Sangat bisa terjadi bahwa motif dan warna yang digunakan sama sekali terlepas dari pakemnya. Dalam bahasa lain, batik sempalan bisa saja diartikan bahwa yang tersisa hanyalah prosesnya. Apapun tampilannya jika masih memenuhi kriteria definisi yang diberikan oleh Konvensi Batik Internasional di Yogyakarta pada 1997, tetap bisa disebut batik.

Definisi yang dimaksudkan adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai alat perintang warna. Bilamana prosesnya tanpa menggunakan lilin batik maka tidak bisa dinamakan batik tetapi harus disebut tekstil bermotif batik.

Apakah perkembangan batik yang sudah sedemikian rupa merupakan sesuatu yang salah? Tidak ada yang salah mengingat perubahan itu karena tuntutan zaman. Baik batik carangan maupun sempalan adalah dalam rangka usaha si pembuatnya untuk mencari format baru, sesuai dengan perkembangan zaman. (widi kamidi)

Komentar Pembaca

  1. untuk menjaga tradisi, seharusnya perkembangan fashion batik juga tidak jauh keluar dari budaya pakaian khas indonesia.

    hidup batik indonesia!
    batik pekalongan

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 9941. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim