Laki-laki itu suka pakai kopiah. Kalau dapat uang sukanya dislempitkan di dalam kopiah. Kopiah lalu dibawa-bawa kemana-mana, jadi istrinya makin tidak tahu kalau di dalam kopiah itu sebenarnya ada duitnya.
Berbeda dengan ibu-ibu. Perempuan itu sukanya primpen. Sebab itu apa-apa selalu disimpen. Dicatet dengan teliti. Hemat pula. Saking hematnya jarang lho ibu-ibu itu mengeluh kekurangan uang belanja. Kalau duitnya kurang maka semua barang yang hendak dibelinya ditawar habis. Dienyang sampai yang jualan kewalahan dan akhirnya melepas barangnya. Kalau duitnya masih tidak nutut, akan berpindah ke pedagang lain. Meskipun selisihnya hanya 50 rupiah, akan dikejar dimanapun pedagang itu berada.
Cerita di atas disampaikan langsung dalam samutan Gubenur Jawa Timur, Soekarwo, pada saat memberikan dana hibah yang digelar bersamaan dengan Silaturahmi Gubernur dengan Petani, Kopwan, dan Posdaya untuk Peningkatan Daya Saing Produk serta Kesejahteraan Petani di Wilayah Bakorwil III di Aula Serba Guna Kaliwates, Jember, Senin (22/7/2013).
“Makanya kenapa yang saya kasih ibu-ibu, karena ibu-ibu itu nyatetnya rinci. Uang 100 juta rupiah kalau dikelola oleh ibu-ibu dan itu diputar maka bisa menjadi 600-700 juta rupiah. Kalau bapak-bapak itu kan suka pakai kopiah, kalau punya uang dimasukkan ke kopyah dan sukanya mampir di warung kopi,” lanjut Pakde Karwo disambut tawa gemuruh.
Di acara itu, Pemerintah Provinsi Jatim memang menggelontor dana hibah bagi sejumlah lembaga. Lembaga-lembaga yang mendapatkan dana hibah, juga bantuan sosial antara lain Koperasi Wanita (Kopwan), Kelompok Tani, juga Kelompok Peternak. Jumlah Kopwan yang mendapatkan dana hibah sejumlah 285 Kopwan dari 7 Kabupaten/Kota. Masing-masing dari Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Kab. Probolinggo dan Kota Probolinggo.
Untuk Kopwan mendapatkan dana hibah sebesar Rp 25 juta per koperasi. “Untuk Kopwan ada bantuan Rp 25 juta per Kopwan. Itu hibah lho bukan kredit lunak. Kalau bagus nanti tahun ke-2 bisa dapat Rp 25 juta lagi. Hingga tahun ke-4 kalau bagus bisa dapat Rp 100 juta,” janji Pakde.
Selain dalam bentuk uang kepada Kopwan, bantuan hibah/bantuan sosial juga diberikan kepada kelompok tani, nelayan dan peternak dalam bentuk barang. Seperti untuk kelompok nelayan di Kecamatan Puger yang mendapat bantuan alat penangkap ikan, juga kelompok tani di Kecamatan Sumberbaru yang mendapat bantuan program pakan mandiri, juga alat pertanian berupa traktor.
Saat disinggung kalau bantuan hibah menjelang Pilkada disebut sebagai dana sinterklas oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Pakde Karwo tidak beranggapan sama. Menurutnya, program pemberian bantuan itu sudah ia lakukan sejak bulan Juni lalu.
“Ini sudah sejak bulan Juni. Dan sebelumnya, saya sudah konsultasi dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) kalau bantuannya tepat guna tidak masalah. Yang keliru kalau saya memberi beras langsung, meskipun itu hanya satu kilo,” jawab Pakde Karwo.
Karenanya, meskipun menggelontorkan dana hibah ratusan juta hanya satu bulan menjelang Pilgub Jatim, ia mengganggapnya bukanlah ajang kampanye. Dalam dunia politik, apa yang ia lakukan bisa saja mempunyai sejumlah tafsir. “Kalau dalam politik itu bisa multi tafsir,” tegasnya.
Selain dana hibah dari Pemerintah Provinsi Pakde juga memberikan bantuan dari pemerintah pusat yang disalurkan melalui Pemprov. Bantuan itu antara lain diberikan kepada Dinas Peternakan Jember serta Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember. (widi antoro)
program yang sangat bagus… Untuk petani tuban ada tidak dana serupa?
saya lapor dana yang di kasihkan ke kopwan ternyata tidak nyampek ke koperasi yang di tuju, tapi malah di ambil pihak dinas koperasinya, saya dari kabupaten pamekasan, nama kopwannya kopwan ikan teri, petugas yang ngambil ternyata namanya pak ridwan mohon di tindaklanjuti, kalau kurang jelas bisa hbngi saya 0817 9393 255, atau saya minta no tlp bapak.
terima kasih