Rupiah Terbebani Defisit Perdagangan

Foto: ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Ekonom dari PT BNI Securities, Josua Pardede, menyatakan tekanan rupiah masih tinggi karena tingginya permintaan akan dolar Amerika Serikat. Defisit neraca perdagangan juga masih membayangi pergerakan rupiah. “Meski ada kecenderungan menguat, rupiah belum sepenuhnya bisa lepas dari tekanan dolar AS,” ujarnya.

Mendekati akhir bulan, permintaan dolar dari importir akan meningkat guna membiayai impor barang. Karena itu, peran Bank Indonesia dalam menjamin ketersediaan dolar di pasar domestik sangat menentukan pergerakan rupiah.

Sejauh ini, langkah bank sentral dalam menjalankan fungsinya sebagai penjaga mata uang cukup baik. Bank sentral sigap mengintervensi ketika rupiah bergerak liar, namun membiarkan rupiah melemah pada level tertentu untuk memperbaiki neraca perdagangan. “Sebab, kurs yang melemah diharapkan memacu nilai ekspor,” kata Josua.

Membaiknya fundamental ekonomi dalam negeri masih belum mampu diikuti oleh apresiasi rupiah. Selain itu, belum adanya katalis positif dari global membuat penguatan rupiah masih terhambat. Apalagi pekan lalu mata uang regional juga mengalami depresiasi. Selama sepekan, indeks nilai tukar mata uang Asia tanpa yen melemah 0,4 persen terhadap dolar AS.

Investor juga akan merespons perkembangan masalah pagu utang pemerintah AS yang pembahasannya harus diperpanjang hingga Mei 2013. Situasi yang tidak pasti akan mendorong pelaku pasar mengalihkan asetnya ke mata uang paling aman, yakni dolar.

Hari ini, rupiah diperkirakan ditransaksikan di kisaran 9.630-9.680 per dolar AS. Besarnya cadangan devisa yang dimiliki Indonesia, senilai US$ 112 miliar, membuat Bank Indonesia percaya diri dalam menjaga rupiah.

Akhir pekan lalu, rupiah ditutup di level 9.652 per dolar AS, melemah dibanding pekan sebelumnya pada level 9.630 per dolar AS.

(Sumber: Tempo.co)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim